Bisnis.com, JAKARTA – Raksasa e-commerce Amazon Inc. memberhentikan lagi 9.000 karyawan, sehingga menambah putaran pemutusan hubungan kerja (PHK) yang sebelumnya menjadi aksi pemangkasan karyawan terbesar dalam sejarah perusahaan.
Chief Executive Officer Amazon Inc. Andy Jassy mengumumkan PHK tersebut secara internal pada Senin, dengan mengatakan bahwa PHK akan terjadi dalam beberapa minggu mendatang terutama pada divisi layanan Web Amazon, sumber daya manusia, periklanan, dan divisi layanan streaming Twitch.
“Mengingat ekonomi yang tidak pasti di mana kita tinggal, dan ketidakpastian yang ada dalam waktu dekat, kami telah memilih untuk lebih merampingkan biaya dan jumlah karyawan,” kata Jassy dalam internal memo, yang juga diterbitkan di blog perusahaan Amazon, mengutip Bloomberg, Selasa (21/3/2023).
CEO baru Twitch menulis dalam blognya sendiri bahwa PHK di anak perusahaan Amazon yang berbasis di San Francisco akan berjumlah sekitar 400 orang. Seorang juru bicara perusahaan menolak untuk merinci bagaimana Amazon membagi PHK pada tiap divisi.
Amazon tercatat telah memberhentikan sebagian besar pekerja korporatnya setelah banyak perekrutan selama pandemi yang membuat Amazon memiliki terlalu banyak orang.
Perusahaan baru-baru ini menyelesaikan putaran pemutusan hubungan kerja yang berjumlah sekitar 18.000 pekerja. PHK tersebut dimulai pada bulan November dan berdampak paling berat pada tim perekrutan dan sumber daya manusia Amazon, grup ritel dan tim software.
Baca Juga
Saham Amazon turun 1,3 persen menjadi US$97,71 di New York pada penutupan perdagangan Senin (20/3/2023). Saham Amazon telah naik sekitar 16 persen tahun ini.
PHK Amazon terbaru muncul kurang dari seminggu setelah pemilik Facebook Meta Platforms Inc. Chief Executive Officer Meta Mark Zuckerberg mengatakan kepada karyawan selama pertemuan internal baru-baru ini bahwa iklim ekonomi dari PHK dan restrukturisasi dapat berlangsung bertahun-tahun.
Raksasa teknologi lainnya telah mengurangi jumlah karyawan mereka, termasuk perusahaan induk Google Alphabet Inc., Microsoft Corp., Dell Technologies Inc. dan International Business Machines Corp. Pada awal Februari, lebih dari 67.000 pekerjaan telah ditiadakan di seluruh industri sejak awal tahun ini, menurut data yang dikumpulkan oleh Bloomberg.