Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

IPCN: Genjot Kinerja Logistik Perlu Kolaborasi

Ikatan Pengusaha Cargo Nusantara (IPCN) mendorong kolaborasi untuk meningkatkan kinerja logistik di Indonesia.
Rakernas IPCN./ Dok. IPCN
Rakernas IPCN./ Dok. IPCN

Bisnis.com, JAKARTA - Ikatan Pengusaha Cargo Nusantara (IPCN) mendorong kolaborasi pemerintah, asosiasi sejenis, hingga pelaku usaha untuk meningkatkan kinerja logistik di Indonesia.

Ketua Dewan Pembina IPCN Cris Kuntadi mengajak asosiasi pengusaha dan pemerintah berkolaborasi dalam berkontribusi meningkatkan pertumbuhan ekonomi terutama oleh asosiasi pelaku usaha logistik.

"Kami berharap dan minta supaya IPCN ini melanjutkan kolaborasi dengan lembaga pemerintahan, asosiasi sejenis, pelaku usaha jasa logistik untuk meningkatkan peran serta dalam usaha logistik yang lebih baik," ujarnya, Senin (13/3/2023).

Dia menuturkan selain itu juga diperlukan pembekalan terhadap anggota terkait regulasi pendukung logistik, seperti INSW, OSS dan lain sebagainya, baik untuk angkutan darat, laut, udara, serta perkeretaapian.

Hal tersebut dikatakan Rakernas IPCN yang dihadiri oleh pengurus BPD se-Indonesia yang mengangkat tema Berkarya dalam Kemakmuran untuk Logistik Indonesia.

Dalam kesempatan yang sama, Sekjen IPCN Nur Iman mengatakan dalam Rakernas ini juga disepakati nota kesepahaman bersama antara IPCN dengan Asosiasi Perusahaan Jasa Pengiriman Ekspres, Pos dan Logistik Indonesia (Asperindo) untuk kolaborasi kemajuan logistik Indonesia.

Sebelumnya, Asosiasi Logistik dan Forwarder Indonesia (ALFI) menyebut sektor transportasi, logistik serta usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) menjadi salah satu industri penggerak signifikan pertumbuhan ekonomi nasional.

Ketua Umum DPP ALFI Yukki Nugrahawan Hanafi menuturkan berdasarkan data Kementerian Investasi/BKPM, realisasi Penanaman modal dalam negeri (PMDN) ataupun penanaman modal asing (PMA) disektor Transportasi, Pergudangan dan Telekomunikasi pada tahun 2022 tercatat Rp134,3 triliun.

Pencapaian realisasi investasi Sektor Transportasi, Pergudangan dan Telekomunikasi pada tahun lalu tersebut berada di posisi ketiga setelah Industri Logam Dasar, Barang Logam, Bukan Mesin dan Peralatannya yang mencapai Rp171,2 triliun yang menempati posisi pertama.

Adapun di posisi kedua yakni sektor Pertambangan yang mencapai Rp136,4 triliun.

Namun realisasi PMA/PMDN sektor Transportasi, Pergudangan dan Telekomunikasi pada 2022 itu masih melampaui sektor lainnya seperti sektor Perumahan, Kawasan Industri dan Perkantoran sebesar Rp109,4 triliun, serta Sektor Industri Kimia dan Farmasi yang tercatat Rp93,6 triliun.

“Patut kita syukuri bahwa sektor Transportasi, Pergudangan dan Telekomunikasi tersebut termasuk dalam lima besar capaian realisasi PMA/PMDN pada tahun lalu,” tutur Yukki dalam siaran pers, Sabtu (11/2/2023).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper