Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Perusahaan Tekstil Sri Lanka Invasi ke Semarang, APSyFI Buka Suara

APSyFI merespons soal rencana perusahaan tekstil asal Sri Lanka yang akan merelokasi pabriknya di Semarang.
Ilustrasi kegiatan di pabrik tekstil/Reuters
Ilustrasi kegiatan di pabrik tekstil/Reuters

Bisnis.com, JAKARTA - Asosiasi Produsen Serta dan Benang Filament Indonesia (APSyFI) menilai kedatangan perusahaan tekstil asal Sri Lanka ke Semarang tidak akan berdampak terhadap pasar dalam negeri.

Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mengabarkan ada perusahaan tekstil asal Sri Lanka yang merelokasi pabriknya ke Semarang Jawa Tengah, kabar ini dianggap sebagai kabar positif oleh pelaku industri tekstil.

Ketua Umum Asosiasi Produsen Serta dan Benang Filament Indonesia (APSyFI) Redma Wirawasta menyebutkan kepindahan pabrik tekstil yang disebutkan menyerap sebanyak 12.000 tenaga kerja tersebut, tidak akan berdampak negatif pada penjualan dan pemasaran produk industri tekstil dalam negeri.

“Jadi buat kita oke ya, gak masalah. Mereka sudah biasa memasarkan, mereka sudah punya link dengan brand-brand, jadi memang sudah punya order dari brand, tinggal pindah kesini,” kata Redma saat dihubungi, Senin (6/3/2023).

Menurutnya, hal ini adalah kabar baik, lantaran penanaman modal asing (PMA) akan terpikat oleh pertumbuhan ekonomi yang stabil.

Relokasi pabrik asal Sri Lanka ini, sambung Redma, menandakan jika Indonesia dinilai termasuk negara yang memiliki pertumbuhan ekonomi stabil saat ini. Meskipun Redma sebagai pelaku usaha mengaku belum mengetahui secara pasti kapan perusahaan tersebut tiba di Tanah Air.

“Itu kan satu poin positif, ketika dia mau pindah ke Indonesia, hanya saja saya belum tahu pasti kapan pindahnya,” tambah Redma.

Perusahaan tersebut melakukan relokasi pabrik lantaran negaranya yang juga merupakan produsen tekstil seperti Indonesia, sudah tidak lagi kondusif dengan kondisi perekonomian saat ini.

Dengan demikian, perusahaan tersebut memilih untuk mendarat di Indonesia yang memiliki pertumbuhan ekonomi stabil.

“Pasti mereka akan pindah kesini, karena kondisi politik di Indonesia lebih stabil, meskipun bisa pindah ke Bangladesh, tapi dilihat dari kondisi ekonominya kan Indonesia lebih stabil dibanding Bangladesh,” tambah Redma.

Bahkan menurutnya, pada 2014 dan 2015, beberapa perusahaan tekstil lokal juga pernah melakukan hal serupa, merelokasi pabriknya ke Kamboja dan Vietnam. Hal ini lantaran saat itu ada kenaikan upah buruh yang menurutnya cukup tinggi.

Berdasarkan catatan Bisnis.com, Direktur Industri Tekstil, Kulit, dan Alas Kaki, Kementerian Perindustrian (Kemenperin) Adie Rochmanto Pandiangan menyebutkan ada perusahaan tekstil baru asal Sri Lanka yang memindahkan pabriknya ke Semarang, Jawa Tengah.

Adie menyebut, perusahaan tekstil tersebut menyerap sebanyak 12.000 tenaga kerja lokal sekitar Semarang. Pabrik tersebut sudah mulai melakukan aktivitas produksi, dan rencananya Kemenperin akan bertandang ke pabrik tersebut dalam waktu dekat.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Widya Islamiati
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper