Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bos BI Heran Pasokan Beras Ada, tapi Tiba-tiba Menghilang di Pasaran

Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo mengaku heran soal pasokan beras yang tiba-tiba hilang di pasaran. Kok bisa?
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo memberi kata sambutan pada pembukaan Kick Off Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi  Pangan (GNPIP) di Makassar, Sulawesi Selatan, Minggu (5/3/2023). JIBI/Bisnis/Paulus Tandi Bone
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo memberi kata sambutan pada pembukaan Kick Off Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) di Makassar, Sulawesi Selatan, Minggu (5/3/2023). JIBI/Bisnis/Paulus Tandi Bone

Bisnis.com, JAKARTA – Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo menyoroti pasokan beras yang secara tiba-tiba menghilang di pasaran.

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat kenaikan harga beras masih menjadi penyumbang utama inflasi pada Februari 2023. Beras memberikan andil terhadap inflasi sebesar 0,08 persen secara bulanan atau 0,32 persen secara tahunan.

Di sisi lain, menurut BPS, produksi padi pada periode Januari hingga April 2023 berpotensi meningkat hingga mencapai 23,94 juta ton. Angka ini naik sebesar 0,13 juta ton atau 0,53 persen dari periode yang sama pada tahun lalu.

Perry mengatakan inflasi pangan bergejolak atau volatile food masih perlu menjadi perhatian utama dan diperlukan langkah pengendalian harga, termasuk untuk komoditas beras.

“Bulan lalu harga beras naik dimana-mana, ada berasnya, kok bisa tiba-tiba menghilang,” katanya dalam acara Kick Off Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan, Minggu (5/3/2023).

Berdasarkan catatan BPS, harga beras secara tahunan mengalami kenaikan tertinggi di Palangkaraya, yaitu sebesar 29,51 persen, kemudian Madiun sebesar 21,85 persen, Kotamobagu 20,98 persen, Pekanbaru 20,05 persen, dan Bungo 18,93 persen.

Menurut BPS, kenaikan harga beras pada periode Februari 2023 salah satunya dipengaruhi oleh faktor cuaca. Curah hujan yang tinggi dan ekstrem pada periode tersebut menyebabkan kualitas gabah yang dipanen menjadi tidak baik.

“Pihak penggilingan harus mengeluarkan ongkos produksi yang lebih tinggi utk mengeringkan gabah tadi, dibandingkan dengan kualitas gabah pada umumnya. Jadi sebelum digiling biasanya ada treatment menggunakan blower sehingga cost-nya menjadi naik, berakibat pada ongkos produksi yang dibebankan pada harga jual,” kata Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Pudji Ismartini.

Pada Februari 2023, inflasi Indonesia tercatat sebesar 5,47 persen secara tahunan. Inflasi harga bergejolak tercatat mencapai 7,62 persen, meningkat dari bulan sebelumnya sebesar 5,71 persen.

Selain beras, komoditas yang dominan memberikan andil terhadap inflasi pada Februari 2023 diantaranya telur ayam ras, ikan segar, cabai merah, bawang merah, dan tahu mentah.

Sejalan dengan itu, inflasi komponen harga yang diatur pemerintah tercatat masih tinggi, sebesar 12,24 persen. Komoditas yang mempengaruhi, yaitu bensin, bahan bakar rumah tangga, rokok kretek filter, tarif angkutan udara, tarif air minum PDAM, dan tarif angkutan dalam kota.

“Terkait harga pangan, selain akan memasuki momentum hari raya keagamaan, kita juga hadapi el nino. Oleh karena itu, the game is not over. Mari kita terus waspada dan bersinergi mengendalikan inflasi, khususnya pangan bergejolak dan harga yang diatur pemerintah,” kata Perry.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper