Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

BPS: Tekanan Inflasi Inti Masih Moderat hingga Februari 2023

BPS mencatat inflasi komponen inti pada Februari 2023 tercatat mencapai 3,09 persen secara tahunan (year-on-year/yoy).
Pedagang beraktivitas di salah satu pasar tradisional di Jakarta, Selasa (25/10). Bank Indonesia (BI) dalam Survei Pemantauan Harga (SPH) memperkirakan tingkat inflasi hingga minggu ketiga Oktober 2022 mencapai 0,05% secara bulanan (month-to-month/mtm). JIBI/Bisnis/Abdurachmanrn
Pedagang beraktivitas di salah satu pasar tradisional di Jakarta, Selasa (25/10). Bank Indonesia (BI) dalam Survei Pemantauan Harga (SPH) memperkirakan tingkat inflasi hingga minggu ketiga Oktober 2022 mencapai 0,05% secara bulanan (month-to-month/mtm). JIBI/Bisnis/Abdurachmanrn

Bisnis.com, JAKARTA – Badan Pusat Statistik (BPS) menyampaikan bahwa tekanan inflasi inti secara tahunan masih moderat hingga Februari 2023.

Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Pudji Ismartini menyampaikan bahwa inflasi komponen inti pada Februari 2023 tercatat mencapai 3,09 persen secara tahunan (year-on-year/yoy). Capaian tersebut lebih rendah dibandingkan dengan tingkat inflasi inti pada Januari 2023 yang mencapai 3,27 persen yoy.

“Tekanan inflasi komponen inti secara tahunan dianggap masih moderat,” katanya dalam konferensi pers, Rabu (1/3/2023).

Pudji mengatakan inflasi tahunan pada Februari 2023 yang mencapai 5,47 persen yoy, terutama dipicu oleh inflasi pada kelompok harga yang diatur pemerintah (administered prices).

Komponen administered prices mencatatkan inflasi sebesar 12,24 persen yoy dan memberikan andil terhadap inflasi sebesar 2,17 persen pada Februari 2023.

Komoditas yang dominan memberikan andil inflasi selama setahun terakhir diantaranya bensin, bahan bakar rumah tangga, rokok kretek filter, tarif angkutan udara, tarif air minum PDAM, dan tarif angkutan dalam kota.

Selain itu, inflasi juga dipicu oleh inflasi pada komponen harga bergejolak (volatile food) sebesar 7,62 persen yoy dan memberikan andil terhadap inflasi sebesar 1,28 persen.

“Komoditas yang memberikan andil inflasi selama setahun terakhir adalah beras, telur ayam ras, ikan segar, cabai merah, bawang merah, dan tahu mentah,” jelas Pudji.

Ekonom Bank Danamon Irman Faiz menyampaikan bahwa inflasi inti yang masih cukup terkendali pada Februari 2023 sejalan dengan laporan PMI Manufaktur Indonesia yang menunjukkan moderasi biaya input.

“Meskipun perusahaan telah menaikkan harga jual, laju kenaikannya relatif ringan dibandingkan dengan rata-rata jangka panjangnya,” katanya.

Tercatat, PMI Manufaktur Indonesia pada Februari 2023 tetap berada pada zona ekspansif sebesar 51,3, yang didorong utamanya oleh pesanan baru domestik.

Menurut Faiz, hal ini mencerminkan pemulihan permintaan domestik yang sedang berlangsung. Oleh karenanya, ada peluang bagus bagi produsen untuk mempercepat laju kenaikan harga output, terutama menjelang momentum Ramadan.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper