Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rilis IKI Februari 2023, Industri Manufaktur Kembali Ekspansif

Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mencatat Indeks Kepercayaan Industri (IKI) pada Februari 2023 dalam keadaan ekspansif.
Kepala Biro Humas Kris Sasono Ngudi Wibowo (kiri), Direktur Jenderal Industri Agro Putu Juli Ardika, dan Juru Bicara Kementerian Perindustrian Febri Hendri Antoni Arif dalam rilis IKI bulan Februari Kemenperin di Jakarta pada Selasa (28/2/2023). / BISNIS - Widya Islamiati
Kepala Biro Humas Kris Sasono Ngudi Wibowo (kiri), Direktur Jenderal Industri Agro Putu Juli Ardika, dan Juru Bicara Kementerian Perindustrian Febri Hendri Antoni Arif dalam rilis IKI bulan Februari Kemenperin di Jakarta pada Selasa (28/2/2023). / BISNIS - Widya Islamiati

Bisnis.com, JAKARTA - Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mencatat Indeks Kepercayaan Industri (IKI) pada Februari 2023 sebesar 52,32 atau mengalami pertumbuhan sebesar 0,78 dari bulan sebelumnya yang sebesar 51,54.

Juru Bicara Kementerian Perindustrian Febri Hendri Antoni Arif menyebutkan, dengan angka 52,32 berarti gambaran kondisi industri manufaktur pada bulan Februari ini dalam keadaan ekspansif. 

“Hasil perhitungan IKI pada bulan Februari 2023, kinerja manufaktur Indonesia senilai 52,32 ini berarti naik lebih tinggi dibandingkan IKI Januari lalu sebesar 51,54” kata Febri dalam jumpa pers IKI di kantor Kemenperin Jakarta pada Selasa (31/1/2023)

Kenaikan IKI pada Februari ini melengkapi tren kenaikan IKI sejak November 2022 dengan IKI 50,89, kemudian meningkat pada Desember di tahun yang sama dengan angka 50.90, Januari meningkat menjadi 51,54 dan Februari yang kembali meningkat menjadi 52,32.

Menurut Febri, kenaikan IKI di bulan Februari ini terjadi lantaran ketiga variabel pembentuk IKI mengalami ekspansi dan peningkatan dari bulan sebelumnya. Tiga variabel tersebut adalah pesanan baru, produksi, dan persediaan.

“Peningkatan nilai IKI Februari terjadi karena adanya peningkatan pada pesanan baru yang meningkat dari 51,14 jadi 52,81, variabel produksi dari 50,35 menjadi 51,37 serta ketersediaan produk menurun dari 54,34 menjadi 52,51,” jelas Febri.

Penurunan ketersediaan produk atau stok ini, menurut Febri lantaran stok produk industri manufaktur di gudang yang tadinya menumpuk kini sudah di didistribusikan.“Itu artinya kan sudah didistribusikan,” kata Febri.

Dia juga menyebut, dari total subsektor dalam industri manufaktur, ada 16 subsektor yang dalam level ekspansif, sementara 7 sub sektor yang lainnya masih dalam level kontraksi atau mengalami penurunan.

“Beberapa subsektor terutama subsektor yang memiliki share PDB [produk domestik bruto] besar ekspansif, sehingga IKI pada bulan Februari ini ekspansif,” ujarnya.

Dia menyebut, sebanyak 16 subsektor industri manufaktur yang tergolong dalam level ekspansi tersebut dengan share PDB sebesar 87,7 persen. Sementara 7 subsektor yang masih dalam level kontraksi dengan share PDB sebesar 12,3 persen.

Berdasarkan catatan Bisnis.com, IKI pada Januari berada dalam level ekspansi sebesar 51,54 salah satunya didorong oleh pesanan baru yang meningkat jelang Ramadan dan Lebaran.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Widya Islamiati
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper