Bisnis.com, JAKARTA - Seiring transisi pandemi menuju endemi Covid-19, produsen masker N95 PT Teknomedika Manufaktur Indonesia optimistis kinerja bisa tumbuh hingga 20 persen.
Baca Juga
Direktur Utama PT Teknomedika Manufaktur Indonesia Ketut Bagus Priambada Putra menjelaskan proyeksi pertumbuhan itupun sejalan dengan strategi ekspansi perusahaan. Salah satu caranya adalah pengenalan produk masker baru ke pasar.
“Ekspektasinya sih tumbuh 20 persen ya karena kita berusaha untuk ekspansi untuk produk lainnya, jadi kita nggak mau fokus di N95 aja,” kata Bagus kepada Bisnis pada Jumat (24/2/2023).
Dengan target 20 persen itu, Bagus mengungkapkan perusahaan akan menjaring pendapatan pada tahun ini tembus Rp2,4 miliar. Pada tahun lalu, Teknomedika mengklaim mengoleksi total penjualan sebanyak Rp2 miliar.
Menurut Bagus, pihaknya tidak bisa mengandalkan permintaan N95 dari pemerintah yang tidak menentu. Terlebih, pemerintah hanya menggunakan produknya untuk penanganan penyakit tertentu seperti Tuberkulosis dan Covid-19.
“Kalau misalkan nanti Tuberkulosis ini tidak diprioritaskan lagi, kemungkinan ya demand-nya kemungkinan akan turun jauh,” tambah Bagus.
Bertolak dari proyeksi tersebut, Teknomedika akan merancang produk masker yang bisa diserap pasar secara ritel, serta dipergunakan secara harian.
“Nah untuk itu kami berusaha untuk menjual produk yang lebih bisa digunakan untuk masyarakat luas dan kami melihat referensi masyarakat luas menggunakan produk yang lebih modis,” tutur Bagus.
Seperti diberitakan sebelumnya,selama masa transisi ini, produsen masker N95 mengalami penurunan permintaan yang signifikan mencapai 60 persen.
Beruntungnya, Teknomedika dipercaya untuk memasok kebutuhan masker Kementerian Kesehatan untuk kebutuhan penanganan penyakit pernapasan akut.
Namun, permintaan dari pemerintah menurut Bagus tidak bisa diandalkan, lantaran kebutuhannya bergantung pada fokus program