Bisnis.com, JAKARTA – Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengalokasikan total anggaran riset dan inovasi untuk Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) sebesar Rp9,38 triliun pada 2023.
BRIN mendapat alokasi anggaran sebesar Rp6,38 triliun dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2023. Sementara itu, bila menambahkan dengan dana carryover dan imbal hasil dana abadi, anggaran pada tahun ini mencapai Rp9,38 triliun.
Kepala BRIN Laksana Tri Handoko mengungkapkan sebesar 64 persen dari APBN atau setara Rp4 triliun digunakan untuk operasional BRIN, termasuk belanja pegawai. Sisanya sekitar Rp2,4 triliun akan digunakan untuk riset.
“Dari anggaran BRIN yang ada Rp6,4 triliun, persentasenya itu sebagian besar, Rp4 triliun untuk belanja pegawai dan operasional, karena ada 15.000 pegawai,” ujarnya dalam Media Lounge Discussion di Gedung B.J. Habibie BRIN, Jakarta, Jumat (24/2/2023).
Mantan Kepala Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) tersebut memerinci dari total tersebut, BRIN akan memfokuskan anggaran dari imbal hasil dana abadi sebesar Rp1 triliun untuk bahan habis pakai.
Sementara dana APBN yang bersumber dari rupiah murni termasuk pinjaman luar negeri dan surat berharga syariah negara (SBSN) akan fokus untuk investasi infrastruktur dan SDM.
Baca Juga
“Ini supaya jadi aset produktif dan sifatnya jangka panjang,” tambahnya.
Saat ini, dana abadi riset berada di posisi Rp8 triliun, dan akan mendapatkan jatah top up sebesar Rp5 triliun pada 2023, sehingga secara total nantinya terdapat Rp13 triliun.
Dana abadi riset termasuk dalam dana abadi pendidikan yang dikelola oleh Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) Kementerian Keuangan. Per 1 Januari 2023, dana abadi atau endowment fund mencapai Rp119,11 triliun.
Secara total, dana tersebut juga akan mendapatkan top up sebesar Rp20 triliun pada 2023.
Bila membandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya, saat berbagai lembaga riset belum melebur menjadi BRIN, dana riset pada 2018 senilai Rp26 triliun. Meski terjadi penurunan dana riset pada 2023, BRIN menyampaikan tetap menjaga kualitas riset dan belanja.
Untuk 2023, Handoko menyebutkan riset akan fokuskan kepada pangan, termasuk kesehatan dan lingkungan hidup.
“Sesuai arahan Presiden, kami diminta fokus di dua tahun sampai 2024 itu ke pangan, termasuk kesehatan dan lingkungan hidup, karena itu satu siklus dengan pangan,” jelasnya.