Bisnis.com, JAKARTA - PT Rajawali Nusantara Indonesia (RNI) atau ID Food berkolaborasi dengan Badan Riset Inovasi Nasional (BRIN) untuk meningkatkan produksi gula guna meminimalisir impor. Lewat inovasi teknologi yang didesain BRIN, pada 2024 produksi gula ID Food Group ditargetkan bisa meningkat dua kali lipat
Komisaris Independen PT RNI sekaligus Dewan Pengarah Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Marsudi Wahyu Kisworo mengatakan komoditas gula yang dikelola ID Food berpotensi dapat dioptimalkan dengan inovasi teknologi pangan.
“Setelah berkunjung ke lahan tebu dan pabrik gula yang dikelola ID Food Group, banyak inovasi teknologi pangan yang dapat diterapkan untuk perbaikan hulu pangan, misalnya pengembangan bibit unggul tebu yang dapat dilakukan uji coba di lahan tebu sekitar 3 - 7 hektare,” ujar Marsudi dalam keterangan tertulisnya, Senin (14/2/2023).
Marsudi mengatakan rencana revitalisasi pabrik gula ID Food salah satunya di wilayah Jawa Barat. Menurutnya pihak riset BRIN akan membantu desain hingga audit teknologinya sehingga diharapkan dapat mendukung performa mesin-mesin di pabrik gula untuk mendapatkan efisiensi dan kualitas produksi yang terbaik.
“Teknologi inovasi BRIN dapat mendukung minimalisir impor dan dukung swasembada gula sebagai fokus utama, saatnya kita perbaiki di hulu pangan untuk optimalisasi produksi gula,”urainya.
Marsudi melanjutkan, tahun ini dapat dioptimalkan dan diharapkan pada 2024 hasil inovasi teknologi untuk kontribusi produksi gula dapat meningkat. “Target hingga 300.000 ton gula dan dapat meningkat 2 kali lipatnya saja sudah mampu mengurangi impor gula,” katanya.
Baca Juga
Lebih lanjut, Marsudi mengungkapkan pada 2024 hasil inovasi produksi gula dapat memenuhi kebutuhan masyarakat dari hasil tanam tebu dengan metode baru yang dilakukan pertengahan semester 2023.
Hal ini pun akan membuktikan apakah Indonesia nanti dapat memproduksi lebih dari 80 ton perhektarnya.
Dia menuturkan uji coba bibit unggul tebu diprediksi mampu memproduksi kisaran hingga 130 ton per hektarnya. Selain itu melalui bibit unggul dan teknologi memadai juga diharapkan perbaikan rendemen diatas 7 persen, bahkan diharapkan di atas 9 persen.
“Jika hasil panen uji coba ini berhasil dan sukses di tahun 2024, maka bibit-bibit unggul tebu akan ditanam di kebun-kebun tebu area lainnya yang dikelola ID Food,” tutur Marsudi.
Kerjasama ID Food dengan Pusat Riset Teknologi proses radiasi BRIN dilakukan mulai dari perbaikan varietas tebu yang bertujuan memperbaiki varietas PSJK 922 agar mempunyai sistem perakaran yang kokoh sekaligus mempunyai ketahanan terhadap kekeringan.
Selain itu, kolaborasi ID Food dengan BRIN juga dilaksanakan melalui pengembangan biofertilizer (pupuk hayati) majemuk dan biostimulan atau bioagen untuk tanaman tebu berbasis limbah industri gula. Hal ini bertujuan untuk memperoleh produk biofertilizer dan biostimulan dengan memanfaatkan limbah industri gula guna meningkatkan kesuburan tanah, efektivitas dan efisiensi penggunaan pupuk dan meningkatkan ketahanan tanaman tebu terhadap kondisi lingkungan ekstrem terutama kekeringan.
Sebelumnya, Direktur Utama Holding Pangan ID FOOD Frans Marganda Tambunan mengatakan bahwa sesuai yang diamanahkan Menteri BUMN Erick Thohir agar BUMN dapat menjadi bagian untuk mewujudkan swasembada gula konsumsi, ID Food berkomitmen untuk meningkatkan produksi gula konsumsi hingga sebesar 400.000 ton di tahun 2025 mendatang.
Frans merinci dari 2,3 juta ton gula produksi nasional yang dihasilkan BUMN sekitar 1,04 juta ton yaitu kontribusi ID Food dan PTPN Holding, ID Food sendiri memproduksi sekitar 250.000 ton per tahun. Artinya kontribusi kepada produksi nasional sekitar 11 persen yang dihasilkan dari tiga anak perusahaan yaitu PT PG Rajawali I, PT PG Rajawali II dan PT PG Candi Baru, serta enam pabrik gula yang saat ini aktif beroperasi.
Pihaknya pun berkomitmen terus menggenjot produksi gula dengan membuka peluang sinergi untuk meningkatkan kontribusi produksi gula nasional dan diharapkan tahun 2025 dapat menyumbang hingga 400.000 ton.