Bisnis.com, JAKARTA - Perang Rusia-Ukraina sudah memasuki satu tahun sejak Februari 2022. Kerusakan wilayah tersebut tentunya sulit membuat Ukraina mengejar pertumbuhan ekonomi yang bergerak sangat cepat.
Duta Besar Ukraina untuk Indonesia Vasyl Hamianin mengungkapkan kondisi negaranya saat ini belum juga membaik, bahkan setiap harinya selalu ada kehancuran di beberapa titik wilayah, yang berpengaruh untuk mendongkrak ekonomi.
"Untuk pertumbuhan ekonomi saya tidak akan memberi tahu angka pastinya, tapi bagian penting dari ekonomi lumbung rusak bahkan hancur," tutur Vasyl di Jakarta Selatan, Kamis (23/2/2023),
Vasyl bercerita bahwa untuk saat ini bidang pertanian kondisinya mulai membaik, meskipun Ukraina tidak dapat melakukan ekspor secara, meliputi biji-bijian, jagung, gandum, minyak, dan berbagai macam makanan lainnya.
"Sebelum adanya invasi Rusia, Ukraina mampu mengekspor 50-60 juta kali. Namun, saat ini saya pikir kurang dari 40 persen, bahkan untuk mencapai angka tersebut cukup sulit," lanjutnya.
Besar harapan Ukraina terus mendapatkan dukungan dari negara-negara sekitar yang sampai saat ini masih memberikan bantuan dalam bentuk apapun.
Baca Juga
Vasyl mengungkapkan di tengah krisis ekonomi, dia menilai bahwa masyarakat Ukraina sangat kreatif untuk tetap bisa bertahan hidup.
"Ukraina adalah orang-orang yang cukup kreatif sejak awal agresi, saya menemukan angka-angka seperti 200.000 atau 300.000 bisnis baru yang dimulai oleh orang Ukraina sejak Februari lalu," ujarnya.
Di tengah perang yang masih berlangsung, masyarakat Ukraina jadi fleksibel untuk beradaptasi dengan realitas baru. Salah satu contoh, orang-orang yang sebelumnya produksi roti saat perang beralih ke sistem logistik dan mengirimkan obat-obatan untuk membantu satu sama lain.
"Ekonomi Ukraina memang dilanda masa sulit, tapi kami bertahan, karena pilihannya tetap merdeka atau mati," pungkasnya.