Bisnis.com, JAKARTA - Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) meresmikan dua lembaga sertifikasi profesi sebagai upaya untuk mendukung peningkatan daya saing dan kualitas tenaga kerja di Indonesia.
Dua lembaga sertifikasi profesi yang diresmikan Apindo hari ini, Kamis (23/2/2023) ialah Lembaga Sertifikasi Profesi Hubungan Industrial Indonesia (LSP HII) dan Lembaga Sertifikasi Profesi Manajemen Sumber Daya Manusia (LSP MSDM).
Wakil Ketua Umum Apindo, Shinta W. Kamdani, mengatakan pembentukan kedua LSP tersebut merupakan upaya Apindo dalam meningkatkan kualitas SDM yang berdaya saing tinggi dan kompeten sehingga mampu bersaing di dunia kerja.
Shinta menuturkan bahwa pembentukan kedua lembaga sertifikasi profesi itu telah mengantongi lisensi dari Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP).
“Terbitnya kedua lisensi dari BNSP tersebut merupakan wujud nyata peran serta Apindo dalam menyiapkan SDM yang terampil dan kompeten bidang Hubungan Industrial maupun Manajemen SDM,” kata Shinta dalam peresmian LSP HII Apindo dan LSP MSDM Apindo di Jakarta pada Kamis (23/2/2023).
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah pengangguran di Indonesia per Agustus 2022, mencapai 8,4 juta orang atau setara dengan 5,86 persen dari total angkatan kerja nasional yang mencapai 143,72 juta orang.
Meskipun, jika dibandingkan dengan angka pengangguran di Indonesia tahun sebelumnya yang mencapai 9,1 juta orang, angka ini menurun sebesar 7,69 persen.
Lebih lanjut, Shinta mengungkapkan terbitnya Keputusan Menteri Ketenagakerjaan Nomor 115 Tahun 2022 Tentang Pemberlakuan Wajib Sertifikasi Kompetensi Kerja bagi Tenaga Kerja Bidang Manajemen SDM menjadi pendongkrak dan tantangan baru bagi profesi SDM dan hubungan industrial untuk memiliki kompetensi yang bisa dibuktikan dengan uji kompeten dan sertifikat dari LSP yang memiliki lisensi dari BNSP.
“LSP ini tujuannya untuk SDM dalam perusahaan itu semuanya harus memiliki sertifikasi ini,” ujar Shinta.
Lebih lanjut, Shinta menuturkan sertifikasi profesi sangat penting, khususnya dalam hubungan industrial di Indonesia yang dinamis dan mengharuskan pengusaha melakukan mitigasi risiko dalam sektor tersebut.
Berdasarkan data BPS, pada Agustus 2022, kualitas angkatan kerja Indonesia masih relatif rendah. Sekitar 54,31 persen angkatan kerja berpendidikan SMP dan ke bawah.
Selain itu, menurut data Asian Productivity Organization (APO) Productivity Databook 2022, tingkat produktivitas pekerja Indonesia juga masih di bawah rata-rata Asean.
Terlebih, menurut Shinta era digitalisasi menjadi tantangan tersendiri bagi tenaga kerja, lantaran adanya perubahan permintaan jenis keterampilan di pasar kerja, hubungan kerja, waktu dan tempat bekerja yang lebih fleksibel, serta adanya kesenjangan digital antar kelompok status sosial-ekonomi.
“Berdirinya LSP HII Apindo dan LSP MSDM Apindo diharapkan mampu meningkatkan kualitas SDM Indonesia yang berdaya saing dan dapat diserap oleh perusahaan dan pada akhirnya meningkatkan produktivitas tenaga kerja,” ungkapnya.