Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terungkap! Ini Biang Kerok Penjualan Apartemen di RI Lesu

Pengamat properti menilai ada banyak faktor yang memicu pelemahan permintaan dan daya beli apartemen, khususnya di perkotaan.
Penghuni menjemur pakaian di sebuah apartemen di Bekasi, Jawa Barat, Senin (10/6/2019)./Bisnis-Dedi Gunawan
Penghuni menjemur pakaian di sebuah apartemen di Bekasi, Jawa Barat, Senin (10/6/2019)./Bisnis-Dedi Gunawan

Bisnis.com, JAKARTA - Prospek penyerapan apartemen strata dinilai masih akan melemah pada 2023. Ada banyak faktor yang memicu pelemahan permintaan dan daya beli apartemen, khususnya di perkotaan.

Senior Research Advisor Knight Frank Indonesia, Syarifah Syaukat, mengatakan terjadinya oversupply, ketiadaan insentif, hingga perspektif negatif terhadap hunian vertikal membuat pasar apartemen belum banyak dilirik oleh masyarakat perkotaan. 

"Untuk apartemen strata, mengingat daya beli konsumen yang belum membaik, di tengah stok yang berlimpah, maka diperkirakan pasar masih akan challenging," kata Syarifah kepada Bisnis, dikutip Selasa (21/2/2023). 

Sementara itu, untuk pasar apartemen sewa, Knight Frank melihat pemulihan dengan indikasi okupansi yang mulai bergerak positif di akhir 2022. Hal ini di antaranya dipicu oleh mulai masuknya kembali pekerja Warga Negara Asing (WNA) dan kembalinya tenant korporasi ke ruang apartemen sewa.

Berdasarkan catatan Knight Frank, total permintaan apartemen di 2022 terbilang mulai membaik meski belum pulih. Dia membandingkan, permintaan pada masa pandemi yakni pada 2020-2021 hanya mencapai 5.000 unit.

Sementara, di masa prapandemi pada 2022, umumnya tingkat permintaan mencapai 15.000 unit secara tahunan. Secara umum, kinerja sektor apartemen pada 2022 memang bergerak perlahan.

"Meski ada insentif PPN DTP, tapi belum sepenuhnya dapat mendongkrak pertumbuhan kinerja subsektor ini menuju kondisi sebelum pandemi," ujarnya. 

Lebih lanjut, Syarifah melihat kondisi banyaknya proyek apartemen yang mangrak saat ini memicu kepercayaan konsumen terhadap high rise building. Untuk itu, transparansi informasi terkait kemajuan pembangunan project perlu diinformasikan secara berkala, mulai dari informasi ground breaking sampai topping off.

"Kasus mangkrak akan mewarnai persepsi konsumen dalam memilih apartemen, sekaligus menjadikan konsumen lebih cermat untuk mencari tau lebih detil terkait unit property yang diminati," terangnya.

Di samping itu, Syarifah melaporkan saat ini di Jakarta terdapat sekitar 60 proyek apartemen baru yang sedang dalam masa konstruksi. Sementara itu jumlah proyek yang mangkrak menurutnya terbilang jauh lebih sedikit dari proyek yang terus aktif membangun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Halaman Selanjutnya
Minat Konsumen Rendah
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper