Bisnis.com, JAKARTA - Perusahaan perangkat lunak tanda tangan elektronik DocuSign melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) 700 orang atau 10 persen dari total karyawan.
Pemutusan hubungan kerja ini merupakan putaran kedua setelah sebelumnya melakukan pemotongan 9 persen September 2022. Perusahaan mengklaim, PHK dilakukan karena mengalami pertumbuhan yang lebih lambat selama 2022.
Dilansir dari Reuters pada (16/2/2023), setelah sempat mengalami kenaikan harga saham sebesar 200 persen pada 2020, saham perusahaan yang sempat menjadi primadona saat pandemi ini turun hampir sepertiganya pada tahun 2021, lalu turun lagi hingga 64 persen pada tahun lalu.
DocuSign memperkirakan akan menanggung biaya sebesar US$25 juta-US$35 juta untuk rencana restrukturisasi, dengan sebagian besar biaya akan ditanggung pada kuartal yang berakhir pada 30 April 2023.
"Restrukturisasi ini terutama berdampak pada organisasi lapangan kami di seluruh dunia. Tindakan ini memungkinkan kami untuk membentuk kembali perusahaan agar lebih efektif memposisikan kami untuk pertumbuhan yang menguntungkan, sekaligus membebaskan sumber daya untuk investasi," kata juru bicara DocuSign sebagaimana dilansir dari CNBC.
Untuk diketahui, terhitung 31 Januari 2022 perusahaan DocuSign memiliki 7.461 karyawan.
Baca Juga
Sebelumnya sejumlah perusahaan teknologi juga melakukan PHK, Amazon memangkas sekitar 1.500 karyawan atau sekitar 17 persen dalam beberapa bulan terakhir.