Bisnis.com, JAKARTA – Neraca perdagangan Indonesia mencatatkan surplus selama 33 bulan beruntun hingga Januari 2023. Apakah tren surplus akan berlanjut hingga akhir tahun ini?
Deputi Bidang Statistik Produksi Badan Pusat Statistik (BPS) M. Habibullah menyampaikan bahwa neraca perdagangan indonesia pada Januari 2023 membukukan surplus sebesar US$3,87 miliar.
BPS mencatat, total nilai ekspor Indonesia pada Januari 2023 mencapai US$22,31 miliar, turun sebesar 6,36 persen secara bulanan. Secara tahunan, ekspor pada periode tersebut masih meningkat sebesar 16,37 persen.
Kinerja ekspor secara tahunan, lanjutnya, didorong oleh peningkatan ekspor migas sebesar 65,03 persen secara tahunan.
“Namun, pertumbuhan ini melambat jika dibandingkan Januari 2022,” kata Habibullah, Rabu (15/2/2023).
Sementara itu, BPS mencatat total nilai impor pada Januari 2023 mencapai US$18,44 miliar, turun sebesar 7,15 persen secara bulanan. Secara tahunan, impor meningkat tipis sebesar 1,27 persen.
Ekonom Bank Danamon Irman Faiz menyampaikan bahwa angka neraca perdagangan pada Januari 2023 mengindikasikan bahwa tren penyempitan surplus perdagangan akan terus berlanjut.
“Harga komoditas yang lebih rendah terus mendorong penurunan nilai ekspor, sementara perlambatan ekonomi global juga akan mempengaruhi volume ekspor,” kata dia.
Sejalan dengan itu, impor ke depan diperkirakan akan meningkat seiring dengan menguatnya permintaan di dalam negeri.
Dengan perkembangan tersebut, dia memperkirakan surplus perdagangan pada akhir 2023 akan mengecil dari capaian pada 2022, yaitu sebesar US$37 miliar.
“Secara keseluruhan, kami perkirakan surplus perdagangan akan menyempit menjadi US$37 miliar tahun ini, dari US$55 miliar pada 2022,” jelasnya.