Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Indonesia dan China Sepakat Soal Biaya Bengkak Kereta Cepat

Wamen BUMN II menuturkan Indonesia dan China sepakat soal biaya bengkak atau cost overrun Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB).
Foto udara proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB) di kawasan Padalarang, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat, Senin (6/2/2023). Bisnis/Rachman
Foto udara proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB) di kawasan Padalarang, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat, Senin (6/2/2023). Bisnis/Rachman

Bisnis.com, JAKARTA - Indonesia dan China telah menyepakati besaran nominal biaya bengkak atau cost overrun Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB).

Hal tersebut dikatakan oleh Wakil Menteri BUMN II Kartika Wirjoatmodjo dalam rapat kerja dengan Komisi VI DPR, di Kompleks Parlemen, Jakarta, Senin (13/2/2023).

Tiko menyebutkan kesepakatan antara kedua pihak telah tercapai dalam kunjungannya di Beijing, China beberapa waktu lalu. Meski demikian, Tiko tidak merinci besaran cost overrun pada KCJB yang disepakati.

“Kita telah sepakat cost overrun yang disepakati oleh Indonesia dan China sehingga bisa cair segera ke PT KCIC,” kata Tiko dikutip secara daring pada rapat tersebut, Senin (13/2/2023).

Dia melanjutkan, saat ini kedua pihak tengah menegosiasikan term pinjaman dengan China Development Bank (CDB) yang diharapkan rampung dalam 1 hingga 2 pekan ke depan. Tiko juga mengapresiasi dukungan para anggota Komisi VI DPR terkait persetujuan penyertaan modal negara (PMN) untuk mengatasi cost overrun proyek ini.

Tiko juga menargetkan KCJB dapat mulai beroperasi sesuai target yang ditetapkan sebelumnya, yakni pada Juli 2023 mendatang. Sementara itu, interkoneksi antara MRT dan LRT Jabodebek ditargetkan bertepatan dengan perayaan HUT Kemerdekaan RI, yaitu pada 17 Agustus 2023.

Sebelumnya, Staf Khusus Menteri BUMN Arya Sinulingga mengatakan perbedaan penghitungan cost overrun antara China dan Indonesia salah satunya disebabkan oleh kenaikan harga tanah. Dia menuturkan, pihak China dalam perhitungannya menggunakan asumsi bahwa harga tanah di Indonesia tidak bergerak.

“Harga tanah di Indonesia 3 bulan saja sudah bisa naik dan kita tidak bisa mengunci harga tanah,” ujarnya dalam Jumpa Pers di Kantor Kementerian BUMN, Jakarta, Jumat (3/2/2023).

Selain itu, perbedaan asumsi cost overrun antara Indonesia dengan pihak China juga terjadi pada biaya frekuensi atau persinyalan. Arya memaparkan pengelolaan persinyalan oleh Telkomsel tetap berupa kontrak bisnis meskipun perusahaan yang mendapatkannya adalah BUMN.

Seiring dengan hal tersebut, maka Telkomsel turut menanggung biaya pengalihan pengelolaan. Sehingga, perhitungan kompensasi pengalihan Telkomsel dimasukkan dalam perhitungan pada pihak Indonesia.

“Ketika dia ditanya-tanya soal harga, Telkomsel itu tidak mencari untung. Mereka cuma mengkompensasi,” kata Arya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper