Bisnis.com, JAKARTA - Perum Bulog telah merealisasikan 470.000 ton impor beras hingga saat ini. Target impor mencapai 500.000 ton untuk keperluan pemenuhan stok Cadangan Beras Pemerintah (CBP).
Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso atau Buwas optimistis beras yang berasal dari beberapa negara itu bisa sampai di Indonesia pada pertengahan Februari 2023.
"Kita sanggup impor sesuai target, sisanya kan tinggal 30.000 ton," ujar Buwas kepada awak media di Polda Banten, Serang, Banten, Jumat (10/2/2023).
Buwas mengungapkan kedatangan beras impor tersebut memang mengalami keterlambatan dikarenakan faktor seperti cuaca dan alat angkut.
Lebih lanjut, eks Kepala BNN dan Kabareskrim Polri itu mengungkapkan bahwa beras impor yang dijadikan untuk meredam inflasi itu saat ini banyak diselewengkan.
"Kemarin di Cipinang kita temukan juga pelanggaran dengan mengemas ulang beras Bulog jadi beras premium. Sekarang juga ada bukti 350 ton yang diamankan Polda Banten," tuturnya.
Baca Juga
Bahkan, Buwas mengatakan beras Bulog yang asalnya dari Pasar Induk Beras Cipinang (PIBC) sudah sampai Atambua, Nusa Tenggara Timur. Beras itu akan dikirim ke Timor Leste.
Menurutnya, temuan tersebut akan terus dilakukan pendalaman dan akan terus ditelusuri hingga ke atas. Dia menduga ada praktek mafia beras dan jika terbukti akan dikenakan tuduhan subversi.
"Penyelewengan pangan ini memang tidak terlalu berat, hanya maksimal 5-7 tahun. Tapi jika ini mengarah pada praktek mafia, akan dikenakan undang-undang subversi," ujar Buwas.
Sebelumnya, Polda Banten dan Satgas Pangan Banten menangkap 7 orang diduga melakukan penyelewengan, yaitu mengemas ulang beras Bulog ke kemasan premium. Sebanyak 350 ton beras pun disita beserta barang bukti lain seperti 10.000 karung beras merek premium seperti Rojolele, PS dan lain sebgainya.