Bisnis.com, JAKARTA - Bank Sentral Eropa menaikkan suku bunga acuan untuk kelima kalinya berturut-turut pada pertemuan kebijakan yang berakhir hari ini, Kamis (2/2/2023).
Dilansir dari Reuters, European Central Bank (ECB) memutuskan untuk menaikkan suku bunga acuan sebesar 50 basis poin menjadi 3 persen. Selain itu, bank sentral juga mengisyaratkan kenaikan suku bunga lanjutan dengan besaran yang sama pada pertemuan bulan Maret mendatang.
Sementara itu, ECB juga menaikkan suku bunga fasilitas pinjaman menjadi 2,5 persen dari 2 persen sebelumnya.
ECB telah menaikkan suku bunga acuan sebesar 3 poin persentase dalam waktu tujuh bulan terakhir untuk memerangi inflasi, dengan harapan bahwa suku bunga yang tinggi akan meredam permintaan dan mencegah pertumbuhan harga lebih lanjut.
Keputusan ECB ini mengikuti langkah serupa dari Federal Reserve (The Fed) yang menaikkan suku bunga acuan 25 basis poin. Namun, ECB tidak mengikuti The Fed yang secara jelas mengisyaratkan perlambatan laju pengetatan kebijakan.
"Dewan Kebijakan akan tetap pada jalurnya dalam menaikkan suku bunga secara signifikan dengan laju yang stabil," kata ECB dalam sebuah pernyataan.
Baca Juga
ECB menambahkan akan menaikkan suku bunga sebesar 50 basis poin lagi pada pertemuan kebijakan moneter berikutnya di bulan Maret dan kemudian akan mengevaluasi jalur kebijakan moneter selanjutnya.
Perbedaan pendapat antara pejabat bank sentral mengenai prospek suku bunga semakin melebar dalam beberapa pekan terakhir terakhir karena data ekonomi tidak memberikan kejelasan mengenai dukungan terhadap laju suku bunga.
Sinyal perlambatan dari The Fed menunjukkan bahwa jendela peluang ECB mungkin akan ditutup lebih cepat dari perkiraan sebelumnya.
Sejauh ini, pasar telah menerima argumen hawkish, terutama karena suara para pembuat kebijakan konservatif telah menjadi mayoritas di sebagian besar tahun lalu.
Pasar masih memperkirakan kenaikan suku bunga sebesar satu poin persentase penuh setelah keputusan hari ini.
Namun, para pembuat kebijakan mengatakan bahwa inflasi umum sudah berada pada 2 poin persentase di bawah level tertinggi, sementara penurunan harga gas alam yang cepat menunjukkan inflasi akan turun lebih lanjut.
Di sisi lain, perekonomian zona euro berada di ambang resesi, dan pertumbuhan kredit diperkirakan mengalami penurunan terbesar sejak krisis utang tahun 2011. Hal ini menunjukkan bahwa kenaikan suku bunga secara perlahan-lahan mulai berangsur-angsur mulai memengaruhi perekonomian.