Bisnis.com, JAKARTA – PT MRT Jakarta (Perseroda) tidak menutup kemungkinan adanya investor selain dari Jepang dalam pengembangan Mass Rapid Transit (MRT) fase 3 atau East West Line dengan rute Cikarang-Balaraja.
Direktur Utama MRT Jakarta Tuhiyat memaparkan, sejauh ini pihaknya telah menerima pendanaan dari investor Jepang untuk pengembangan MRT Fase 3 yang memiliki nilai proyek Rp160 triliun. Komitmen investor asal Jepang juga telah tertuang melalui memorandum of understanding (MoU) yang ditandatangani Japan International Cooperation Agency atau JICA dan Kementerian Perhubungan (Kemenhub).
Meski demikian, Tuhiyat belum dapat menyebutkan nilai investasi yang akan dikucurkan oleh JICA. Hal ini karena proses pengembangan MRT Fase 3 masih berada di tahap basic engineering design (BED) yang dilakukan oleh Kemenhub.
“Kami saat ini masih MoU, kemudian baru lanjut ke perjanjian kerja sama (PKS). Begitu ada PKS, baru ada nilainya [investasi JICA], tetapi ini masih harus menunggu BED rampung,” katanya saat ditemui di Head Office MRT Jakarta, Rabu (25/1/2023).
Tuhiyat melanjutkan, MoU yang ditandatangani oleh JICA dan Kemenhub mencakup pengembangan MRT Fase 3 yang ada di wilayah Jakarta. Dia menuturkan, pengembangan proyek fase 3 di luar wilayah Jakarta akan dilakukan oleh pihak lain.
Dia memaparkan, pihaknya belum dapat memastikan investor lain yang akan terlibat dalam pengembangan MRT Fase 3. Meski demikian, dirinya tidak menutup kemungkinan adanya investor dari negara lain untuk turut terlibat dalam pembangunan proyek ini di wilayah Banten dan Bekasi.
Baca Juga
“Kami masih buka selebar-lebarnya untuk investor lain bergabung dalam pengembangan fase 3 ini,” lanjutnya.
Tuhiyat menuturkan, pihaknya menargetkan groundbreaking pada MRT Fase 3 dan juga Fase 4 dapat dilakukan pada 2024. Hal ini sesuai dengan upaya pemerintah Indonesia yang memasukkan MRT sebagai Proyek Strategis Nasional (PSN).
Adapun, proyek MRT East – West Line nantinya akan terbagi menjadi dua fase. Pertama, mencakup area DKI Jakarta yang diharapkan dapat beroperasi pada 2031 dengan target kontruksi paling lambat pada 2024. Kedua, meliputi Banten dan Jawa Barat dengan target mulai operasi pada 2033.
Pada fase 1 akan terbagi lagi menjadi stage 1 sepanjang 24,527 kilometer yang akan melalui Tomang, Dukuh Atas, Senen, Perintis hingga Medan Satria dan stage 2 sepanjang 9,237 kilometer yang melalui Tomang dan Kembangan.
Sementara itu, MRT East-West fase 2 akan terbagi menjadi East-West Banten sepanjang 29,900 kilometer yang akan melalui Kembangan, Kelapa Dua, hingga Balaraja, serta East-West West Java sepanjang 20,438 kilometer yang akan melalui Medan Satria dan Cikarang.