Bisnis.com, JAKARTA – CEO Alphabet Inc. induk perusahaan Google, Sundar Pichai beberkan rencana PHK terhadap 12.000 karyawan atau sekitar atau 6 persen dari keseluruhan tenaga kerjanya.
Sundar Pichai mengatakan tentunya keputusan ini merupakan hal yang amat sulit, dan kebijakan ini akan memengaruhi tim di seluruh perusahaan termasuk bagian perekrutan dan beberapa fungsi perusahaan, serta beberapa tim teknik maupun pada produk.
“Nantinya, untuk karyawan AS yang terkena dampak akan tetap digaji perusahaan selama 60 hari akan menerima gaji setidaknya 16 minggu sebagai pesangon, selain tunjangan lainnya,” ungkapnya dilansir dari Bloomberg, Sabtu (21/1/2023).
Sebagai informasi, selama dua tahun terakhir, Alphabet sendiri telah meningkatkan tenaga kerjanya lebih dari 50.000 karyawan karena meningkatnya keuntungan akibat dari permintaan layanan yang tinggi selama pandemi.
Namun, sayangnya dalam beberapa kuartal terakhir, bisnis ini mengalami perlambatan sebab terjadinya penurunan ekonomi hingga kekhawatiran resesi alhasil menyebabkan pengiklan menarik kembali pengeluaran mereka dan ini berpengaruh pada pendapatan Alphabet Inc.
Pichai juga mengatakan PHK adalah bagian dari upaya untuk memfokuskan penginvestasian bisnis pada kecerdasan buatan (AI). Apalagi, ini akan menjadi area investasi utama Google yang tengah menghadapi peningkatan persaingan dengan ChatGPT.
Baca Juga
“Ini adalah momen penting untuk mempertajam fokus perusahaan, dengan merekayasa ulang basis biaya kami, dan mengarahkan bakat dan modal kami ke prioritas tertinggi kami,” katanya.
Alphabet akan melaporkan pendapatan selama tiga bulan hingga 30 Desember pada awal Februari, dan analis Wall Street mengharapkan adanya pendapatan perusahaan yang tumbuh paling tidak 1,7 persen dibandingkan periode yang sama di tahun sebelumnya. Analis juga memproyeksikan laba bersih akan turun hampir 25 persen dari tahun ke tahun.
PHK Google merupakan salah satu kasus dari tingginya gelombang PHK terhadap perusahaan teknologi akibat inflasi yang membebani belanja konsumen dan kenaikan suku bunga menekan pendanaan. Permintaan layanan digital selama pandemi juga berkurang karena orang kembali ke kehidupan offline mereka.
Microsoft (MSFT) mengatakan pada hari Rabu akan memangkas 10.000 karyawan. Amazon (AMZN) juga baru-baru ini mengumumkan akan memberhentikan 18.000 orang, Salesforce (CRM) memangkas 10 persen stafnya dan Facebook (FB) -induk Meta telah mengumumkan 11.000 PHK.
Sementara, Apple adalah perusahaan sendiri belum mengumumkan pemutusan hubungan kerja yang signifikan dalam beberapa bulan terakhir. Selain itu, kabar soal Wayfair yang juga akan memangkas sekitar 1.750 karyawan, dalam putaran kedua PHK dalam waktu kurang dari enam bulan turut menambah daftar perusahaan lakukan PHK besar-besaran.
Para CEO Minta Maaf
Para CEO teknologi, mulai dari Mark Zuckerberg dari Meta, Marc Benioff dari Salesforce hingga Pichai dari Alphabet Inc juga terus menyalahkan diri mereka sendiri karena salah perhitungan, di mana mereka mempekerjakan orang secara berlebihan di awal pandemi dan melupakan bahwa akan ada kemungkinan permintaan atas produk mereka akan berkurang setelah pembatasan Covid-19 dilonggarkan.
"Fakta bahwa perubahan ini akan memengaruhi kehidupan Google sangat membebani saya dan saya bertanggung jawab penuh atas keputusan yang membawa kami ke sini," kata Pichai.
Namun, menurut ekonom perusahaan di Navy Federal Credit Union Robert Frick mengatakan, meski pertumbuhan pekerjaan mengalami kekacauan, di mana dalam beberapa bulan terakhir selalu ada kabar soal pengumuman PHK, terutama dari perusahaan teknologi yang makin meluas.
Tapi itu tidak berarti lebih banyak pengangguran. Pasalnya, jumlah klaim pertama kali untuk asuransi pengangguran turun menjadi 190.000 untuk pekan yang berakhir 14 Januari, di mana Departemen Tenaga Kerja melaporkan bahwa total terendah ada dalam 15 minggu terakhir.
“Sementara PHK dari perusahaan terkenal menjadi berita utama, banyak perusahaan sangat membutuhkan lebih banyak pekerja, terutama pekerja teknologi. Kini para pekerja sangat dicari di industri otomotif hingga organisasi nirlaba,” katanya.