Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harbour Energy Prioritaskan Investasi di Laut Andaman pada 2023

Harbour Energy berencana mengalihkan sebagian besar investasi untuk pengeboran eksplorasi lanjutan di seluruh konsesi laut Andaman.
Blok migas/Ilustrasi
Blok migas/Ilustrasi

Bisnis.com, JAKARTA — Perusahaan induk Kontraktor Kontrak kerja Sama (KKKS) Premier Oil, Harbour Energy plc, berencana untuk mengalihkan sebagian besar investasi internasional untuk pengeboran eksplorasi lanjutan di seluruh konsesi laut Andaman pada tahun ini. 

Harbour Energy ikut memiliki hak pengelolaan untuk wilayah kerja (WK) South Andaman lewat kepemilikan saham sebesar 20 persen. Selain itu, Harbour Energy juga memegang saham minoritas 20 persen untuk WK Andaman I. 

Kedua lapangan yang menunjukkan hasil penemuan cadangan minyak dan gas (migas) yang prospektif itu dioperatori oleh Mubadala Energy.

Di sisi lain, Harbour Energy menjadi pengelola sekaligus pemegang saham mayoritas untuk WK Andaman II dengan kepemilikan mencapai 40 persen. 

“Belanja modal internasional sebagian besar berasal dari pengeboran eksplorasi lebih lanjut di seluruh lisensi Laut Andaman kami,” tulis Harbour Energy dalam keterangan resmi dikutip Jumat (20/1/2023).

Seperti diketahui, hasil pengeboran awal Andaman II menjadi aset penting bagi Harbour Energy lantaran temuan gas yang cukup prospektif di lapangan tersebut.

Rencanannya, Harbour Energy bakal melanjutkan pengeboran sumur eksplorasi pada tahun ini dan tahun depan untuk memastikan cadangan gas di wilayah kerja tersebut.

Chief Executive Officer Harbour Energy, Linda Z Cook, mengatakan pihaknya berkomitmen untuk terus meningkatkan investasi pada aset di luar negeri. Malahan, Linda menuturkan, tarif pajak 75 persen yang masih diterapkan di Inggris membuat investasi domestik kurang kompetitif di tengah pelemahan harga minyak dan gas saat ini.

“Akibatnya, energy profit levy [EPL] mengharuskan tinjauan ulang untuk rencana kerja kami di Inggris mendatang dan memperkuat ambisi kami untuk tumbuh dan melakukan diversifikasi secara internasional,” kata Linda melalui keterangan resmi dikutip Jumat (20/1/2023).

Linda menegaskan posisi finansial Harbour Energy relatif berada dalam posisi kuat untuk mengoptimalkan sejumlah aset yang prospektif di sejumlah kawasan.

“Kami akan tetap disiplin dan fokus untuk mengoptimalkan alokasi modal kami antara neraca keuangan, pertumbuhan dalam investasi dan pengembalian modal kepada pemegang saham,” ujarnya.

Berdasarkan laporan kinerja per Desember 2022 yang belum teraudit, Harbour Energy mencatatkan produksi sebesar 208 kboepd atau naik 19 persen dari pencatatan 2021 di level 175 kboepd.

Adapun, estimasi pendapatan Harbour Energy sepanjang 2022 mencapai US$5,4 miliar. Sementara EBITDA diperkirakan ditutup di posisi US$4,1 miliar. 

Sementara itu, Harbour Energy berencana untuk menyediakan belanja modal sekitar US$1,1 miliar untuk investasi pada pengembangan aset di Inggris dan internasional. 

Seperti diberitakan sebelumnya, Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi, Tutuka Ariadji, membeberkan potensi sumber daya atau potential resources gas di blok Andaman terbilang tinggi dengan rata-rata temuan mencapai 6 triliun kaki kubik atau trilliun cubic feet (TCF) dari masing-masing blok yang dikembangkan.

Dengan demikian, Tutuka mengatakan, potensi sumber daya gas di Andaman menjadi temuan terbesar yang ada di dunia saat ini. Dia mengatakan kementeriannya bersama dengan Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) Premier Oil, bagian dari Harbour Energy Company, operator blok Andaman II berhasil mengidentifikasi potensi sumber daya gas mencapai 6 TCF di sumur eksplorasi Timpan-2.

Temuan itu diproyeksikan juga terdapat di wilayah kerja lainnya yang belakangan akan dieksplorasi lebih jauh oleh Repsol Andaman B.V di Sumur Rencong-1X yang menjadi bagian dari WK Andaman III dengan kedalaman air laut sekitar 1,100 meter di Perairan Selat Malaka. 

“Rata-rata sekitar itu [6 TCF], Andaman Tiga juga mungkin besar juga ya kalau dikumpulkan ketiga-tiganya bisa lebih besar dari Masela, yang kemarin kan baru Andaman II saja itu ketebalannya tinggi sampai 100 meter lebih yang dibor,” kata Tutuka saat ditemui di Kementerian ESDM, Jakarta, Rabu (20/7/2022).

Kendati demikian, Tutuka mengatakan, potensi sumber daya gas yang besar di Blok Andaman itu diproyeksikan melebar ke perairan Thailand. Menurut Tutuka, Thailand juga belakangan tengah mengintensifkan pencarian sumber daya gas yang melebar dari Blok Andaman tersebut. 

“Yang Andaman cenderungnya ke Thailand malahan gabungnya ke sana Andaman itu mungkin bisa kita perkirakan mungkin terbesar penemuan di dunia kalau ketemu lagi [gas] di Blok III,” tuturnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper