Bisnis.com, JAKARTA - Inflasi Inggris turun untuk bulan kedua pada Desember 2022, sekaligus meningkatkan ekspektasi meredanya krisis biaya hidup terburuk dalam satu generasi.
Dilansir Bloomberg pada Rabu (18/1/2023), Kantor Statistik Nasional (ONS) Inggris melaporkan indeks harga konsumen atau CPI naik 10,5 persen pada Desember 2022 dari tahun sebelumnya (year-on-year/yoy). Inflasi turun dari 10,7 persen pada November dan level tertinggi tahun 2022 di atau 11 persen pada Oktober.
Kepala penelitian British Chambers of Commerce David Bharier mengatakan turunnya data inflasi ini menunjukkan puncak tekanan harga telah berlalu. Namun masih ada yang perlu diperhatikan dari data ini.
"Tetapi ini hanya berarti bahwa inflasi akan stabil pada tingkat yang jauh lebih tinggi daripada satu tahun yang lalu,” ungkapnya.
Inflasi masih lima kali lebih tinggi dari target pemerintah sebesar 2 persen dan telah memicu gelombang pemogokan pekerja sektor publik yang marah karena upah mereka tidak sesuai dengan laju kenaikan harga.
Salah satu janji utama Perdana Menteri Inggris Rishi Sunak tahun ini adalah menurunkan inflasi separuhnya.
Baca Juga
Angka inflasi ini merupakan data terakhir yang akan dipantau oleh pejabat Bank of England (BOE) sebelum memutuskan suku bunga acuan pada bulan Februari mendatang.
Sejumlah ekonom mulai berekspektasi terhadap tentang akhir dari siklus pengetatan BOE, yang telah melakukan kenaikan suku bunga tercepat dalam tiga dekade terakhir.
"Inflasi yang melandai akan melegakan para pembuat kebijakan BOE yang mungkin melihat ini sebagai kesempatan untuk memperlambat laju kenaikan suku bunga lebih lanjut," kata kepala ekonom KPMG UK Yael Selfin.