Bisnis.com, JAKARTA – Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyampaikan bahwa laju inflasi yang tinggi masih menjadi tantangan utama bagi pemulihan ekonomi Indonesia di tahun ini.
Sepanjang 2022, tingkat inflasi Indonesia tercatat mencapai 5,51 persen. Airlangga mengatakan, tingkat inflasi domestik ini jauh lebih baik dibandingkan dengan beberapa negara yang lonjakan inflasinya sangat ekstrem, misalnya Argentina yang mencapai 94,80 persen, Turki 64,27 persen, Rusia 11,9 persen, dan Italia 11,,6 persen.
“Bahkan kita lebih baik dari Singapura yang mencapai 6,7 persen maupun Amerika Serikat di 6,5 persen. Ini berkat kerja sama dengan gubernur, bupati, walikota, serta koordinasi dengan Bank Indonesia dan Kementerian Dalam Negeri yang luar biasa di tahun lalu,” katanya dalam Rakornas Kepala Daerah dan Forkopimda Tahun 2023, Selasa (17/1/2023).
Meski laju inflasi dinilai terkendali, Airlangga memberikan catatan bahwa terdapat 23 provinsi yang tingkat inflasinya berada di atas realisasi inflasi nasional.
“Ini yang menjadi catatan, Sumatera Barat inflasinya 7,43 persen, Sulawesi Tenggara 7,39 persen, Kalimantan Selatan 6,99 persen, dan Riau 6,81 persen. Jadi terhadap 23 provinsi ini pak Gubernur mohon diperhatikan,” jelasnya.
Airlangga juga memberikan catatan kepada 10 kota/kabupaten dengan inflasi tertinggi pada 2022. Ke-10 provinsi tersebut diantaranya Kotabaru, Bau-bau, Tanjung Selor, Bukit Tinggi, Bandung, Jember, Padang, Serang, Kendari, dan Kupang.
Baca Juga
“Kotabaru inflasinya 8,56 persen, Bau-bau 8,35 persen, Tanjung Selor 7,98 persen, Bukit Tinggi 7,76 persen. Jadi untuk kota yang tinggi diharapkan di 2023 bisa lebih baik,” kata Airlangga,
Pemerintah menargetkan tingkat inflasi pada 2023 mencapai sasaran 2 hingga 4 persen, dengan asumsi di APBN Tahun Anggaran 2023 di 3,6 persen.
Sejumlah lembaga memperkirakan tingkat inflasi Indonesia pada 2023 akan mencapai kisaran 3,5 hingga 5,1 persen. Bloomberg misalnya memperkirakan tingkat inflasi Indonesia pada 2023 mencapai 4,2 persen.