Bisnis.com, JAKARTA — Kalangan pelaku usaha tetap mengedepankan sikap hati-hati dan waspada meskipun mengaku optimistis dengan kondisi ekonomi pada 2023.
Wakil Ketua Umum Bidang Perindustrian Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Bobby Gafur Umar mengungkapkan beberapa hal perlu yang diwaspadai sepanjang tahun ini, terutama terkait industri padat karya.
“Kalau ditanya optimistis, kami optimistis, tetapi harus hati-hati terhadap beberapa faktor terutama yang terkait dengan padat karya dan pasar ekspor, seperti TPT [Tekstil dan Produk Tekstil] dan furniture karena marketnya sedang mengecil,” ujarnya, Minggu (1/1/2023).
Selama 2022, lanjutnya, banyak industri sudah mempersiapkan ekspansi, tetapi karena adanya penurunan permintaan, banyak dari perusahaan tersebut berusaha melakukan efisiensi dan mengoptimalkan kapasitas yang ada.
Bobby pun menegaskan bahwa saat ini pengusaha belum dapat menentukan proyeksi usaha 2023 secara penuh, karena perlu melihat kondisi pada kuartal I/2023 mendatang.
“Kami melihat bahwa kami baru saja melalui 2022 dan ekonomi Indonesia dalam kondisi masih cukup baik dan langkah pemerintah sudah benar namun kita harus melihat kuartal pertama ini perkembangan bagaimana kami tidak bisa terlalu banyak memperkirakan di 2023 ekonomi seperti apa karena global masih bermasalah,” tambahnya.
Baca Juga
Bobby menilai yang punya potensi besar adalah pasar domestik serta UMKM yang menjadi pendorong dan penopang ekonomi Indonesia.
Untuk menjaga itu semua, Bobby berharap pemerintah tidak menaikkan suku bunga acuan untuk menjaga likuiditas sehingga ekonomi dapat terus membaik. Pasalnya dalam 5 bulan terakhir, tren suku bunga acuan BI terus naik. BI telah menaikan suku bunga acuannya sejak Agustus hingga bulan ini secara beruntun menjadi 5,50 persen.
Terakhir, kata Bobby, keputusan Jokowi dalam menghapus Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) sehingga ekonomi dapat berjalan normal.
Senada dengan Bobby, Ketua bidang Ketenagakerjaan Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Anton J. Supit menyebutkan dengan dihapus PPKM, ekonomi saat ini dapat berjalan normal, namun perlu hati-hati dengan potensi hadirnya Covid-19 lagi karena China masih berjuang untuk hal tersebut.
“Walaupun sudah dihapuskan tapi pemerintah ini tetap masih ada potensi di China itu masih potensi Covid-19, oleh karena itu di satu pihak kami merasa lebih bebas, tetapi butuh disiplin masyarakat,” jelasnya, Minggu (1/1/2023).