Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kadin Prediksi Perputaran Uang saat Tahun Baru Capai Rp23,8 Triliun

Kamar Dagang dan Industri (Kadin Indonesia) memprediksi perputaran uang saat Tahun Baru bisa mencapai Rp23,8 triliun.
Resepsionis melayani para tamu yang melakukan check-in jelang libur Tahun Baru 2023 di Hotel Aston Pasteur, Bandung, Jawa Barat, Rabu (28/12)./ JIBI/Bisnis/Rachman.
Resepsionis melayani para tamu yang melakukan check-in jelang libur Tahun Baru 2023 di Hotel Aston Pasteur, Bandung, Jawa Barat, Rabu (28/12)./ JIBI/Bisnis/Rachman.

Bisnis.com, JAKARTA — Kamar Dagang dan Industri atau Kadin Indonesia memperkirakan bahwa perputaran uang pada masa libur Tahun Baru 2023 akan mencapai Rp23,85 triliun. Hal tersebut menjadi momentum untuk memulai 2023 dengan kondisi ekonomi yang baik.

Ketua Umum Kadin Arsjad Rasjid menjelaskan bahwa membaiknya kondisi pandemi Covid-19 membuat mobilitas masyarakat terus meningkat. Hal itu pun akan memengaruhi pergerakan masyarakat saat masa liburan natal dan tahun baru.

Kadin memproyeksikan bahwa setidaknya akan terdapat 44,7 juta orang yang bepergian pada masa libur tersebut, atau setara dengan 11,9 juta keluarga. Dampaknya, perputaran uang akan meningkat cepat dan menjadi katalis positif bagi perekonomian.

"Perputaran uang selama libur tahun baru 2023 dapat mencapai Rp23,85 triliun," ujar Arsjad seperti dikutip dari keterangan resmi, pada Kamis (29/12/2022).

Perhitungan tersebut diperoleh dari asumsi bahwa setiap keluarga rata-rata membawa uang Rp2 juta. Nilai perputaran uang dapat lebih tinggi apabila uang yang dibawa masyarakat di atas perkiraan Kadin.

Arsjad menjelaskan bahwa perputaran uang mencakup berbagai aktivitas masyarakat, mulai dari ongkos transportasi umum atau pembelian bahan bakar minyak (BBM), pengeluaran untuk makan dan minum, pemenuhan kebutuhan tahun baru, hingga belanja lainnya.

Dia berharap agar pemerintah dapat memanfaatkan momentum itu untuk mendorong pertumbuhan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). Apabila perputaran uang sebanyak itu dapat diserap oleh UMKM, dampaknya akan lebih maksimal bagi masyarakat.

UMKM berkontribusi 61,07 persen terhadap produk domestik bruto (PDB), dengan nilai mencapai Rp8.573 triliun. Terdapat lebih dari 64 juta UMKM saat ini, sehingga pengembangannya akan berdampak signifikan terhadap perekonomian nasional.

UMKM pun menyerap 117 juta pekerja atau menjadi lahan pekerjaan bagi 97 persen tenaga kerja dalam negeri. Menurut Arsjad, hal tersebut menunjukkan bahwa UMKM dapat menjadi penopang ekonomi dari tekanan eksternal.

"Terlebih banyak masyarakat bepergian pada momen tahun baru ini, menjadi peluang bagi UMKM untuk memperluas pemasaran produknya dan menggairahkan bisnisnya," ujar Arsjad.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper