Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kaleidoskop 2022: Negara-Negara Terbesar dengan Inflasi Tertinggi, dari AS hingga Jerman

Negara-negara ekonomi terbesar mengalami kenaikan inflasi secara signifikan sepanjang 2022.
Seorang warga tengah berbelanja kebutuhan makanan di salah satu pusat perbelanjaan Amerika Serikat (AS)./Bloomberg
Seorang warga tengah berbelanja kebutuhan makanan di salah satu pusat perbelanjaan Amerika Serikat (AS)./Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA - Lonjakan harga barang dan jasa mewarnai perekonomian dunia sepanjang 2022. Bahkan, negara-negara ekonomi terbesar juga mengalami kenaikan inflasi secara signifikan.

Negara-negara ekonomi utama dipengaruhi oleh pandemi Covid-19. Hasilnya hampir separuh negara di seluruh dunia mengalami tingkat inflasi hingga dua digit bahkan lebih.

Berikut adalah 5 negara ekonomi terbesar berdasarkan PDB, dengan inflasi tertinggi sepanjang 2022, sebagaimana dilansir Bisnis dari berbagai sumber:

 Inggris (11,1 Persen)

Inflasi di Inggris mencapai level terendah tahun 2022 pada Januari di 5,5 persen, kemudian merangkak naik pada bulan April di angka 9 persen hingga tertinggi di bulan Oktober 11,1 persen.  Inflasi Inggris pada Oktober merupakan level tertinggi sejak tahun 1981.

Inflasi Inggris turun tipis menjadi 10,7 persen yoy pada bulan November 2022. Penurunan ini sebagian besar disebabkan oleh penurunan biaya bensin dan mobil bekas. Harga makanan dan minuman non-alkohol naik 16,4 persen, tertinggi sejak September 1977. Harga roti dan sereal mencatat kenaikan terbesar dalam kategori tersebut.

Di sisi lain, turunnya inflasi tidak akan banyak mengubah rencana kebijakan suku bunga Bank of Inggris (BOE), di mana para pejabat memperkirakan inflasi tetap di atas target 2 persen hingga tahun 2024 meskipun ekonomi jatuh ke dalam resesi.

Direktur ekonomi di Institute of Chartered Accountants di Inggris & Wales Suren Thiru mengatakan meskipun angka-angka ini menunjukkan inflasi telah mencapai puncaknya, namun level ini mash sangat tinggi dan berdampak nyata pada orang dan bisnis.

"Dengan tekanan inflasi yang terlihat lebih luas, laju pelonggaran cenderung lambat." ungkapnya seperti dikutip Bloomberg, Rabu (14/12/2022).


Sumber: tradingeconomics.com

Jerman (10,4 persen)

Tingkat inflasi tahunan di Jerman pada bulan Januari di level terendah 4,9 persen yoy, kemudian naik turun pada bulan Maret - Agustus secara tipis hingga mencapai angka 7,9 persen di bulan Mei dan Agustus.

Inflasi di Jerman kemudian melonjak di level tertinggi pada Oktober 10,4 persen, kemudian kembali turun pada November menjadi 10 persen. Namun, inflasi ini masih jauh di atas target Bank Sentral Eropa (ECB) sekitar 2 persen.

Presiden Kantor Statistik Federal Jerman Gerog Thiel mengatakan inflasi bulan November masih berada di level yang tinggi meskipun ada perlambatan di kenaikan harga energi.

"Kami melihat kenaikan harga untuk semakin banyak barang lain, selain energi. Yang sangat penting bagi rumah tangga adalah kenaikan harga makanan yang terus berlanjut," ungkap Thiel dalam keterangan resminya.

Amerika Serikat (9,1 persen)

Tingkat inflasi di Amerika Serikat (AS) pada bulan Januari berada di angka 7,5 persen. Inflasi terus menanjak hingga 8,5 persen pada bulan Maret dan hanya turun manjadi 8,3 persen pada April 2022.

Setelahnya, laju inflasi AS terus menanjak hingga mencapai puncaknya di 9,1 persen pada Juni 2022, level tertinggi sejak 41 tahun terakhir.

Kemudian, inflasi terus menurun dan menjelang tutup tahun bulan November, angka inflasi melandai menjadi 7,1 persen.

Meskipun terjadi perlambatan yang lebih besar dari perkiraan, inflasi tahunan AS tetap lebih dari tiga kali lipat target the Fed sebesar 2 persen. Hal ini menunjukkan kenaikan harga yang luas di seluruh ekonomi.

Lonjakan inflasi di Negeri Paman Sam ini memicu sikap agresif bank sentral AS Federal Reserve, yang menaikkan suku bunga acuan sejak Maret 2022 dan meninggalkan era kebijakan suku bunga nol. Sejak saat itu, suku bunga the Fed telah naik hingga 4,25 - 4,5 persen.

Jepang (3,8 persen)

Berbeda dengan negara-negara besar lainnya yang diperkirakan telah melewati puncak inflasinya, tingkat inflasi tahunan di Jepang terus meningkat bahkan hingga menjelang akhir tahun 2022.

Inflasi Jepang pada Januari berada di angka 0,5 persen, kemudian naik pada bulan April menjadi 2,5 persen. Inflasi Jepang sempat tidak bergerak pada Agustus dan September di angka 3 persen, lalu kembali melonjak pada Oktober 3,7 persen dan November 3,8 persen.

Perbandingan kenaikan dari bulan Oktober - November cenderung tipis, namun merupakan inflasi tertinggi sejak Januari 1991 di tengah tingginya harga komoditas mentah yang diimpor dan pelemahan nilai tukar yen.

 

Uni Eropa (11,5 Persen)

Selain negara-negara di atas, Uni Eropa (UE) mencatat inflasi yang paling tajam dibandingkan negara yang lain. Inflasi federasi 27 negara ini pada bulan Januari menunjukan angka 5,6 persen, kemudian terus melonjak secara perlahan pada Maret di level 7,8 persen hingga berada di posisi tertinggi 11,5 persen bulan Oktober, lalu kembali turun pada November di angka 11,1 persen.


Sumber: tradingeconomics.com

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper