Bisnis.com, JAKARTA - Menjelang akhir tahun 2022, PT Pertamina Hulu Rokan mengklaim telah mengebor lebih dari 400 sumur di wilayah kerja (WK) Rokan.
Dari jumlah tersebut, sebanyak 391 sumur telah memasuki proses produksi atau Put on Production (POP), dari target 395 sumur tahun 2022.
Direktur Utama PHR, Jaffee Arizon Suardin menuturkan, realisasi target itu, demi meningkatkan produktivitas WK Rokan melalui program pengeboran sumur-sumur produksi baru, pengelolaan kinerja base business untuk menahan laju penurunan produksi alamiah, dan keandalan fasilitas operasi.
Sekretaris Satuan Kerja Khusus Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Shinta Damayanti menyebut, Blok Rokan masih memiliki potensi hidrokarbon yang sangat besar, maka pengelolanya harus memitigasi risiko dengan baik supaya dapat meingkatkan produksi.
“Potensi hidrokarbon di Rokan masih sangat besar baik potensi migas konvensional, maupun nonkonvensional. Dengan mitigasi risiko yang lebih baik, tentunya kepastian tajak sumur hingga POP dapat lebih terjamin sehingga mempercepat peningkatan produksi WK Rokan,“ terang Shinta.
Shinta mengingatkan agar keberhasilan program kerja yang masif di tahun 2022 serta percepatan POP dapat dukung fasilitas produksi yang andal.
Baca Juga
"Selain program yang masif untuk meningkatkan produksi, maka harus didukung pula fasilitas produksi yang andal agar tidak ada hambatan operasional dalam rangka mendukung peningkatan produksi dan lifting di tahun 2023," tambah Shinta.
Berbagai terobosan agar target sumur baru dapat tercapai, juga dilakukan oleh PHR WK Rokan. Di antaranya, tim pengeboran melakukan beberapa kegiatan secara paralel (simultaneous operation), meningkatkan keandalan peralatan pengeboran, dan menyusun perencanaan yang matang dengan Spirit Sumatera (Sustainable, Massive, To Grow, Efficient, Resilient, Aggressive).
Selain itu, PHR WK Rokan berhasil juga memperpendek cycle time POP, yaitu waktu yang diperlukan sejak selesainya pengeboran hingga dilakukan produksi awal. Target rerata POP cycle time sumur Heavy Oil (HO) adalah 20 hari, sementara aktual rerata adalah 11,9 hari.
Target rerata siklus waktu POP sumur Sumatra Light adalah 15-20 hari, sementara aktualnya adalah 11,2-11,7 hari. Berbagai upaya terobosan itu sejalan dengan semangat Pertamina untuk meningkatkan produktivitas dengan cara-cara yang efisien.