Cari berita
Bisnis.com

Konten Premium

Bisnis Plus bisnismuda Koran Bisnis Indonesia tokotbisnis Epaper Bisnis Indonesia Konten Interaktif Bisnis Indonesia Group Bisnis Grafik bisnis tv

DPR Ingatkan Jokowi dan Sri Mulyani soal Biaya Utang 2023

DPR mengingatkan kondisi suku bunga yang tetap tinggi akan menyebabkan biaya dana juga cenderung tertahan di posisi yang tinggi.
Wibi Pangestu Pratama
Wibi Pangestu Pratama - Bisnis.com 22 Desember 2022  |  12:20 WIB
DPR Ingatkan Jokowi dan Sri Mulyani soal Biaya Utang 2023
Ketua Badan Anggaran (Banggar) DPR Said Abdullah dari Fraksi PDIP. - Dok. DPR

Bisnis.com, JAKARTA — Badan Anggaran Dewan Perwakilan Rakyat atau Banggar DPR menilai bahwa pemerintah harus tetap berhati-hati terhadap biaya utang pada 2023, meskipun terdapat modal yang kuat dari baiknya kinerja anggaran pendapatan dan belanja negara atau APBN tahun ini.

Ketua Banggar DPR Said Abdullah menjelaskan bahwa saat ini masih terdapat sinyal sejumlah bank sentral akan mempertahankan kebijakan suku bunga tinggi. Hal tersebut akan turut berpengaruh bagi Indonesia, baik terhadap suku bunga acuan Bank Indonesia maupun keuangan negara.

Menurutnya, kondisi suku bunga itu akan menyebabkan biaya dana cenderung tertahan di posisi yang tinggi. Oleh karena itu, pemerintah perlu terus mewaspadai biaya dana utang pada tahun depan yang penuh ketidakpastian.

"Kita tidak boleh lengah, biaya dana bisa lebih tinggi di tengah situasi yang tidak menentu. Penting bagi pemerintah memitigasi dalam menyerap pembiayaan utang pada tahun depan," ujar Said pada Kamis (22/12/2022), melalui keterangan resmi.

Dia menyebut bahwa saat ini imbal hasil surat berharga negara (SBN) terbilang cukup moderat dari negara-negara lain karena berada di sekitar 6 persen sepanjang tahun ini. Hal tersebut menjadi salah satu modal baik bagi Indonesia untuk menghadapi ketidakpastian ekonomi pada tahun depan.

Said pun menyebut bahwa indikator lain yang menjadi modal Indonesia adalah inflasi yang berada di 5,42 persen pada November 2022. Posisinya lebih rendah dari sejumlah negara, seperti tetangga di Asia Tenggara yakni Thailand (5,6 persen), Filipina (8 persen), dan Singapura (7,5 persen).

Defisit anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) terhadap produk domestik bruto (PDB) pun lebih rendah dari rencana awal. Target defisit APBN 2022 adalah maksimal 4,5 persen, tetapi pada November 2022 realisasinya berada di 1,22 persen terhadap PDB.

"Sejumlah lembaga internasional juga menempatkan proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun ini sangat baik. IMF memperkirakan ekonomi kita tumbuh 5,3 persen, Bank Dunia 5,2 persen, ADB 5,4 persen, Bloomberg 5,3 persen. Artinya kita optimistis ekonomi tahun ini tumbuh di atas 5 persen," ujar Said.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Simak Video Pilihan di Bawah Ini :

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini, di sini :

utang utang pemerintah banggar dpr banggar dpr
Editor : Aprianto Cahyo Nugroho

Artikel Terkait



Berita Terkini

back to top To top