Bisnis.com, JAKARTA – Perusahaan Umum Badan Usaha Logistik (Perum Bulog) melaporkan beras impor sebanyak 200.000 ton akan datang dalam beberapa hari ke depan. Beras tersebut diketahui berasal dari empat negara produsen beras terbesar, salah satunya Pakistan.
Sekretaris Perusahaan Perum Bulog, Awaluddin Iqbal, menyebutkan beras tersebut akan datang dari empat negara, yaitu Pakistan, Thailand, Vietnam, dan Myanmar.
“[Beras impor] akan datang beberapa hari lagi dari Thailand, Vietnam, Myanmar, dan Pakistan,” kata Awaluddin, Kamis (15/12/2022).
Meski sepanjang tahun ini Indonesia melakukan impor terbesar dari India sejumlah 157.970 ton. Namun, adanya ancaman krisis pangan global membuat India menetapkan kebijakan menutup diri untuk tidak mengeluarkan pasokan pangan, dalam hal ini beras konsumsi.
Diberitakan sebelumnya, Direktur Utama Perum Bulog, Budi Waseso, mengatakan hal yang menjadi masalah dalam melakukan impor ini, selain seluruh negara membatasi ekspor, umumnya akhir tahun banyak hari libur dan cuaca yang tidak menentu dikahwatirkan mengganggu pengiriman beras ke Indonesia.
“Tetapi kami upayakan Desember ini dengan segala cara daya, kerja sama kita dengan kedutaan negara itu supaya kita dibantu datangkan Desember ini,” ujar Buwas saat di DPR, Rabu (7/12/2022).
Sepanjang 2022, merujuk pada data Badan Pusat Statistik (BPS), Indonesia telah melakukan impor beras sebanyak 326.450 ton. Namun bukan untuk konsumsi, melainkan beras khusus seperti basmati, japonica, jasmine, dan lainnya.
Impor beras Januari-November 2022 didominasi oleh broken rice, other than of a kind used for animal feed dengan HS 10064090 untuk kebutuhan industri yang memiliki andil 87,15 persen
Sebagai informasi, Indonesia terakhir melakukan impor beras konsumsi melalui Perum Bulog pada 2018 atau empat tahun lalu sebesar 1,8 juta ton.
Setelah Indonesia berhasil swasembada beras di pertengahan 2022, Perum Bulog terpaksa untuk melakukan importasi kembali akibat stok cadangan beras pemerintah (CBP) yang semakin menipis.
Kondisi tersebut terkendala dengan tingginya harga di lapangan sehingga Perum Bulog kesulitan dalam penyerapan. Pada November 2022 saja, BPS mencatat rata-rata harga beras kualitas medium di penggilingan sebesar Rp10.122 per kg atau naik sebesar 11,58 persen yoy, sedangkan secara bulanan naik 0,78 persen.
Padahal, Perum Bulog hanya dapat menyerap beras dengan harga Rp8.300 per kg atau dengan harga komersial maksimal Rp10.200 per kg.