Bisnis.com, JAKARTA - PT Pelayaran Nasional Indonesia (Pelni) akan mengajukan usulan untuk mendapatkan dana penyertaan modal negara (PMN) guna menambah jumlah kapal penumpang.
Direktur Usaha Angkutan Penumpang Pelni Yahya Kuncoro menjelaskan, saat ini jumlah kapal yang tersedia tidak cukup untuk menampung kapasitas penumpang dan barang. Hal ini bukan tanpa alasan, sebab Pelni bukan hanya menjalankan bisnis utamanya sebagai jasa pelayaran, tetapi juga digunakan untuk kebutuhan negara dalam hal sosial, politik, dan nasional.
Secara terang-terangan, Yahya mengakui perseroan tidak memiliki pendanaan yang cukup untuk membeli kapal.
“Kalau kami beli itu pakai dana sendiri, pengembaliannya itu lama sekali, jadi tidak menguntungkan. Makanya kami butuh dana PMN untuk penambahan armadanya,” ujarnya, dikutip Selasa (13/12/2022).
Sebagai gambaran, kata dia, untuk melakukan pengadaan kapal baru, Pelni harus merogoh dana sebesar Rp1 triliun. Tentunya, bagi Pelni, dengan mengajukan PMN bisa ikut menyehatkan keuangan perusahaan di tengah cashflow yang minim.
Yahya juga memerinci kondisi kapal Pelni yang sudah tua. Salah satu kapal tertua diantaranya adalah kapal jenis KM Umsini yang usianya sudah 38 tahun.
Baca Juga
Rencananya, jika mendapat dana PMN, Pelni berencana melakukan modifikasi terhadap dua kapal dan juga melakukan penambahan armada kapal barang dan penumpang.
Sebelumnya, Yahya menyebut rencana pengajuan PMN memang akan dilakukan tahun depan tetapi untuk tahun anggaran 2024. Pasalnya, pengajuan PMN 2023 yang harus dilakukan pada tahun ini sudah ditutup.
"Belum ada [angka kebutuhannya]. Karena pengajuan PMN 2023 sudah ditutup, kemungkinan akan diajukan untuk 2024," katanya.
Untuk tahun depan, Pelni menargetkan 3,6 juta penumpang. Hal tersebut relatif sesuai karena jumlah penumpang di pada 2022 sudah mencapai 3,2 juta orang, melewati target yang ditentukan, yakni 3 juta orang.