Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Menteri ESDM Ungkap Penyebab Makin Tingginya Konsumsi Pertalite

Konsumsi jenis BBM khusus penugasan (JBKP) atau Pertalite tercatat telah mencapai 26,9 juta kiloliter (kl) sampai dengan November 2022. 
Menteri ESDM Arifin Tasrif saat ditemui di Hotel Ayana MidPlaza, Jakarta Pusat pada Jumat (9/9/2022)./Bisnis-Ni Luh Anggela
Menteri ESDM Arifin Tasrif saat ditemui di Hotel Ayana MidPlaza, Jakarta Pusat pada Jumat (9/9/2022)./Bisnis-Ni Luh Anggela

Bisnis.com, JAKARTA - Konsumsi bahan bakar minyak (BBM) jenis RON 90, yakni Pertalite, terus menunjukkan peningkatan dalam 5 tahun terakhir. Tercatat, konsumsi jenis BBM khusus penugasan (JBKP) itu telah mencapai 26,9 juta kiloliter (kl) sampai dengan November 2022. 

Menurut Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif, peningkatan konsumsi Pertalite itu sejalan dengan peningkatan jumlah kendaraan di Indonesia. Selain itu, disparitas harga yang tinggi antara Pertalite dengan jenis BBM umum (JBU), seperti Pertamax, Pertamax Turbo, dan Dex series, juga turut mendorong masyarakat untuk memilih menggunakan Pertalite yang saat ini harganya dipatok sebesar Rp10.000 per liter. 

“Di pasar kan [kendaraan] nambah 4 persen, 5 persen setahun, kali saja sekian ratus juta, totalnya 140 juta kendaraan kita kan. Nah, jadi itu yang menyebabkan salah satu konsumsinya naik. Kemudian, disparitas [JBU dengan Pertalite] harganya juga terlalu jauh,” ungkap Arifin kepada wartawan di Kantor Kementerian ESDM, Jumat (9/12/2022).

Adapun, Kementerian ESDM mencatat konsumsi Pertalite terus meningkat dalam 5 tahun terakhir. Pada 2017 hingga 2021, konsumsi Pertalite berturut-turut sekitar 14,5 juta kl, 17,7 juta kl, 19,4 juta kl, 18,1 juta kl, dan 23 juta kl.

Padahal, lanjut Arifin, pabrikan otomotif saat ini hanya memberikan jaminan untuk penggunaan BBM dengan kualitas oktan lebih tinggi dari Pertalite, pada keluaran mobil terbarunya. Hal ini diharapkan dapat mendorong masyarakat untuk beralih ke BBM dengan kualitas oktan lebih tinggi. 

"Jadi memang harus punya oktan lebih tinggi untuk mobil-mobil baru generasi sekarang. Ini yang diharapkan bisa kita respons ke depan karena ini akan juga memberikan pengaruh terhadap perbaikan lingkungan," katanya.

Lebih lanjut, ketika ditanya mengenai penyesuaian harga Pertalite seiring dengan tren penurunan harga minyak mentah, Arifin belum bisa menentukan. Menurutnya, penetapan harga jual BBM dilakukan dengan berbagai pertimbangan.

“Yah kita itung dulu ya, bukan duit aja, dampak segala macem kita itung. Ya sama-sama lah,” pungkas Arifin. 

Sebelumnya, Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) melaporkan penjualan JBU anjlok sepanjang tahun 2022. Lantaran peralihan bensin dengan nilai oktan (RON) 90 atau Pertalite menjadi JBKP sejak Juni tahun lalu.

Realisasi penjualan JBU dari enam badan usaha di dalam negeri baru mencapai 23,05 juta kiloliter (kl) sepanjang Januari hingga September 2022. Adapun, outlook penjualan BBM komersial hingga akhir tahun dipatok sebesar 31,76 juta kl.

Proyeksi penjualan itu turun drastis dari torehan sepanjang 2021 dan 2020 yang masing-masing sempat mencapai 44,36 juta kl dan 46,33 juta kl. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper