Bisnis.com, JAKARTA — PT Pertamina (Persero) telah mengajukan penawaran awal atau binding offer terkait dengan rencana pembelian 35 persen hak partisipasi proyek Kilang Gas Alam Cair (LNG) Abadi Blok Masela yang ingin dilepas Shell sejak dua tahun lalu itu.
Direktur Jenderal Minyak dan Gas Kementerian ESDM Tutuka Ariadji mengatakan Pertamina sudah menyampaikan proposal penawaran setelah hasil studi tuntas dilakukan perusahaan minyak dan gas pelat merah itu.
“Hasil studi sudah, Pertamina sudah menyatakan mem-binding offer, menyampaikan proposal, belum binding, nanti setelah itu baru ada binding baru selesai nanti,” kata Tutuka saat ditemui di Kementerian ESDM, Jakarta, Senin (5/12/2022).
Tutuka mengatakan proses penawaran harga itu seluruhnya menjadi ranah bisnis antara Pertamina dengan Shell. Dia mengakui proses penawaran itu akan berpusat pada nilai atau harga yang ditawarkan Pertamina.
Menurut dia, penawaran itu mesti berhasil dilakukan Pertamina untuk selanjutnya dapat mengajak rekanan mitra lain seperti Petroliam Nasional Berhad (Petronas) hingga ExxonMobil ikut mengambil hak partisipasi Shell di Masela.
“Sekarang harus ambil 35 persen itu, tawaran Pertamina oke ga Shell-nya itu, masalah intinya adalah harga, nilainya,” kata dia.
Baca Juga
Sebelumnya, Pemerintah Jepang mendorong agar PT Pertamina (Persero) ikut berkolaborasi dengan perusahaan minyak dan gas (migas) miliknya, yaitu Inpex Corporation untuk menggarap proyek Lapangan Abadi Blok Masela.
Director-General Natural Resources and Fuel Department Agency for Natural Resources and Energy (ANRE) Ministry of Economy, Trade and Industry (METI) JAPAN Yuki Sadamitsu mengatakan bahwa Inpex telah berkomitmen untuk ikut berkontribusi dalam ketahanan energi di kedua negara melalui Masela.
“Inpex, perusahaan Jepang juga berkontribusi dalam ketahanan energi di kedua negara, bersama pertamina dengan mempromosikan proyek Abadi. Pemerintah Jepang akan terus mendukung proyek Abadi sebagai simbol kuatnya hubungan bilateral dan kerja sama antara Jepang dan Indonesia,” katanya di Badung, Bali, Jumat (25/11/2022).
Pertamina diketahui tertarik pada proyek tersebut. Itu terlihat dari adanya penandatanganan nondisclosure agreement (NDA). Selain Pertamina, PetroChina, Petronas, dan ExxonMobil dikabarkan juga tertarik ikut menggarap Blok Masela. Sadamitsu menjelaskan Jepang berharap Pemerintah Indonesia ikut bergabung dalam konsorsium
Saat ini, Inpex selaku operator proyek LNG Abadi Blok Masela tengah merampungkan studi pengenalan fasilitas penangkapan, pemanfaatan dan penyimpanan karbon atau CCUS. Pemasangan CCUS dimaksudkan untuk membuat proyek LNG Blok Masela dapat prospektif dengan potensi kredit karbon mendatang.
Sejatinya, pengembangan proyek strategis nasional (PSN) senilai US$19,8 miliar itu tidak lagi tersendat karena Inpex sudah mengantongi pembeli untuk produksi gas tersebut, yaitu PT Perusahaan Gas Negara Tbk. (PGN). Apalagi, perkembangan pengembangan Lapangan Abadi pada 2021 tercatat sudah mencapai 65 persen.
Di sisi lain, revisi PoD dengan komitmen energi hijau itu juga memiliki posisi strategis untuk meningkatkan nilai tawar rencana divestasi hak partisipasi milik Shell sebesar 35 persen pada Blok Masela tersebut. Pengembangan fasilitas CCUS dinilai dapat membuat aset LNG Abadi Blok Masela lebih kompetitif yang belakangan ikut menarik minat investor untuk membeli hak partisipasi Shell yang sudah ingin hengkang sejak dua tahun lalu itu.