Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Optimisme Bandara Cetak Rekor Jumlah Penumpang usai Pandemi

Pengelola bandara dalam negeri optimis bisa mencapai target realisasi jumlah penumpang yang lebih tinggi pada akhir tahun ini.
Sejumlah penumpang pesawat berjalan setibanya di Terminal 2 Kedatangan Domestik Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten, Minggu (2/1/2022). /Antara Foto-Fauzan/wsj.rn
Sejumlah penumpang pesawat berjalan setibanya di Terminal 2 Kedatangan Domestik Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten, Minggu (2/1/2022). /Antara Foto-Fauzan/wsj.rn

Bisnis.com, JAKARTA - Operator bandara pelat merah berupaya untuk menembus angka psikologis baru alias berupaya untuk memecahkan rekor dalam hal realisasi jumlah penumpang yang dilayani pasca pandemi Covid-19.

Target yang telah dipatok PT Angkasa Pura I (AP I) atau PT Angkasa Pura II (AP II) sebagai operator bandara tersebut tak main-main. Mereka berani memasang target hingga puluhan juta penumpang hingga akhir tahun ini.

Direktur Utama AP II Muhammad Awaluddin menuturkan per Oktober 2022, sebanyak 20 bandara yang dikelola oleh perseroan telah melayani 52 juta penumpang.

Capaian angka tersebut membuat AP II optimistis untuk menembus angka psikologis baru sebanyak 61 juta penumpang hingga akhir tahun ini setelah dihantam pandemi selama 2 tahun lebih. Khusus Bandara Soekarno–Hatta, angka pemulihan atau recovery rate dibandingkan dengan pada 2019 mencapai level 85 persen.

Apabila dijumlahkan, sebanyak 20 bandara yang dikelola AP II mencatatkan angka pemulihan mencapai 68 persen. Banyak lembaga global memproyeksikan rata-rata di kawasan Asia Pasifik, mencapai angka pemulihan sebesar 62 persen.

Angka pemulihan tertinggi yang pernah dicapai oleh AP II setelah pandemi adalah pada puncak arus balik libur Idulfitri pada 8 Mei 2022, yakni mencapai level 87 persen.

"Mudah-mudahan mudah nih kalau nanti pada saat natal tahun baru, bisa tembus angka psikologi baru di angka 90 persen," ujarnya, Rabu (30/11/2022).

Apabila menilik 5–10 tahun ke belakang, Awaluddin menyebut paling tidak ada tiga kekuatan yang utama yang sudah terjadi di sektor transportasi udara. Pertama, sektor ini memiliki kapasitas yang bisa mendukung untuk kebutuhan transportasi masyarakat yang besar.

Sebagai gambaran pada 2018, AP II sudah pernah melayani 112 juta pergerakan penumpang. Dengan demikian, AP II meyakini akan bisa mengulang kembali capaian tersebut.

Kedua, sektor penerbangan memiliki kemampuan dalam konteks fleksibilitas. Jam operasional bandara bisa ditambah saat periode peak season seperti Idulfitri serta Natal dan Tahun Baru.

Ketiga, paparnya, sektor ini memiliki kemampuan untuk menyediakan konektivitas untuk mobilitas masyarakat Indonesia yang sebagian besar wilayahnya adalah kepulauan. Satu-satunya transportasi yang terbaik adalah melalui udara.

Di sisi lain, AP I juga meyakini mampu mencapai target jumlah penumpang sebanyak 50 juta hingga akhir tahun ini, didorong oleh tingginya permintaan pada periode Nataru. Target tersebut melampaui dari Rencana Kerja Anggaran Perusahaan (RKAP) semula sebanyak 38 juta penumpang.

Direktur Utama AP I Faik Fahmi mengatakan pergerakan jumlah penumpang, khususnya pada Oktober 2022 telah mencapai sebanyak 4,8 juta. Jumlah ini meneruskan tren jumlah penumpang AP I di atas 4 juta penumpang per bulan yang berlangsung sejak Mei 2022.

"Kami memproyeksikan sebanyak 50 juta penumpang terlayani hingga akhir Desember 2022. Tentunya kami cukup optimis dengan target ini,” ujarnya.

AP I mencatat telah melayani sebanyak 41,8 juta pergerakan penumpang, 439.196 pergerakan pesawat udara, serta 380.080 ton pergerakan kargo selama periode Januari-Oktober 2022. Apabila dibandingkan dengan periode yang sama pada 2021, perseroan melayani sebanyak 21,4 juta pergerakan penumpang, 325.602 pergerakan pesawat udara, dan 349.109 ton pergerakan kargo.

Secara keseluruhan, terjadi pertumbuhan sebesar 95 persen untuk pergerakan penumpang, 35 persen untuk pergerakan pesawat udara, serta 9 persen untuk pergerakan kargo.

Pemerhati penerbangan dari Jaringan Penerbangan Indonesia atau Japri Gerry Soejatman berpendapat tingkat permintaan pada sektor penerbangan pada akhir tahun sudah hampir pulih. Dengan demikian, percepatan pemulihan perlu didukung oleh penambahan kapasitas penerbangan dari maskapai.

Sementara untuk tahun depan, kata Gerry, semua memang tergantung dengan dampak krisis harga energi dan akibatnya melalui resesi global. Namun, dampak resesi tersebut masih terkompensasi dengan keinginan masyarakat untuk berwisata setelah 2 tahun tidak bisa berlibur akibat pandemi.

"Target AP I dan AP II memang sudah tepat melihat potensi peningkatan jumlah penumpang. Terlebih, negara lain sudah tidak memberlakukan pembatasan perjalanan internasional," ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper