Bisnis.com, JAKARTA - Optimisme para pengusaha di bidang real estat atau properti semakin menguat meski tertimpa berbagai sentimen negatif menjelang pergantian tahun 2022-2023.
Kondisi inflasi, kenaikan suku bunga acuan, hingga ancaman resesi global di tahun 2023 mendatang menjadi tantangan tersendiri bagi pelaku di industri properti.
Hal ini ditopang tanggung jawab keberlanjutan bisnis properti yang telah dibangun sejak lama, serta berbagai peluang yang masih terlihat cerah dan prospektif di sektor ini.
Marketing Director PT Ciputra Residence Yance Onggo mengatakan, sebagai bagian dari usaha Ciputra Group, perusahaan akan menggencarkan penjualan proyek existing untuk menjaga keberlanjutan bisnis perusahaan.
"Yang kita lakukan adalah sudah pasti kita akan meningkatkan penjualan proyek-proyek eksisting kita," kata Yance dalam Talkshow di Indonesia Property Expo 2022 di JCC Senayan, Jakarta, Jumat (25/11/2022).
Dalam hal ini, Ciputra Group atau PT Ciputra Development Tbk. (CTRA) memiliki 139 proyek properti yang tersebar di berbagai wilayah Indonesia, dari Sumatra hingga Maluku. Dia memastikan proyek tersebut akan terus dikembangkan baik dari segi fasilitas dan infrastruktur karena berkenaan dengan reputasi.
Baca Juga
Di samping itu, keberlangsungan bisnis CTRA juga ditopang oleh segmen market yang mencakup kelas menengah ke bawah, kelas menengah, dan kelas menengah ke atas.
"Kita punya semuanya, landed kita punya, villa ada, high rise juga punya, hampir semua [properti]. Tinggal pilihannya adalah priority dan opportunity," jelasnya.
Saat ini, CTRA tengah menggarap proyek besar, yakni Ciputra Garden Serpong yang direncanakan akan launching resmi pada awal tahun 2023. Pada tahun ini, pihaknya telah melakukan pre-launching dengan jumlah terbatas dengan harga mulai dari Rp665 juta hingga Rp3,6 miliar.
Di sisi lain, Executive Director PT Summarecon Agung Tbk. (SMRA) Albert Luhur juga membagikan komitmen perusahaan dalam hal kualitas produk dan jenis proyek untuk menunjang keberlanjutan bisnisnya.
"Summarecon pasti berbicara kualitas. Jadi kalau orang bicara Summarecon pasti berbicara hunian itu berkualitas. Artinya, kualitas itulah alat dan menjadi target kita selama ini. Kedua, summarecon ini fokus kepada pembangunan township," ujarnya di kesempatan yang sama.
Albert menuturkan, kedua hal tersebut menjadi top of mind SMRA selama 47 tahun menjalankan bisnis porperti. Adapun, dia mengatakan salah satu penjualan proyek terakhir, yakni Summarecon Crown Gading telah memperoleh Rp800-an miliar untuk hampir 400 unit.
Senada, Direktur Millenium City Jason Tan melihat prospek perusahaan ke depan akan ditopang lewat kebutuhan pasar serta meningkatkan kualitas proyek yang ada.
"Kami kebanyakan atau semua proyek kami di high rise, lalu sekarang banyak tantangan zaman maunya balik ke landed, jadi makanya kami bikin millenium city ini. Tanpa mengurangi kualitas, jadi kita bangun rumah landed pun bikin di kualitas yang cukup premium," tandasnya.