Bisnis.com, JAKARTA — Badan Pusat Statistik (BPS) meluncurkan Neraca Institusi Terintegrasi (NIT) yang akan dijadikan sebagai acuan untuk menganalisis kesehatan ekonomi dan sebagai landasan kebijakan makroekonomi di dalam negeri.
NIT merupakan neraca terintegrasi yang menggambarkan kegiatan ekonomi berupa produksi, distribusi pendapatan, konsumsi, investasi, dan net kekayaan semua pelaku ekonomi domestik, baik rumah tangga, korporasi finansial, korporasi non finansial, pemerintah, dan lembaga non-profit yang melayani rumah tangga (LNPRT).
Kepala Badan Pusat Statistik Margo Yuwono menyampaikan bahwa penyediaan NIT tersebut diharapkan mampu memberikan gambaran menyeluruh bagi pemerintah dan pemangku kepentingan lainnya dalam proses perencanaan dan evaluasi kebijakan di masa mendatang.
“Penyajian NIT juga merupakan komitmen Indonesia dalam memenuhi rekomendasi data gap inisiatif [DGI] khususnya pada poin 2.8, mengenai diseminasi sectoral Accounts and Balance Sheet [SAB],” katanya dalam acara Sosialisasi Neraca Institusi Terintegrasi, Selasa (22/11/2022).
Margo menjelaskan proses penyusunan NIT dilakukan melalui serangkaian tahapan, mulai dari pengumpulan data dari berbagai kementerian dan lembaga (K/L), melakukan rekonsiliasi, hingga tindak reviu dan analisis data.
Dalam penyusunan ini, BPS bekerja sama dengan Bank Indonesia dan mendapat dukungan penuh dari Kementerian Keuangan, Kementerian BUMN dan Otoritas Jasa Keuangan sebagai penyedia data utama.
Selama penyusunan, BPS juga dibantu oleh International Monetary Fund (IMF) dan Australian Bureau of Statistics (ABS) dalam bentuk technical assistant
Lebih lanjut, dia mengatakan penyediaan NIT menjadi penting sebagai dasar pengambilan kebijakan pemerintah, yang dapat memfasilitasi analisis dan keterkaitan antar sektor dalam perekonomian secara lebih mendalam dan komprehensif.
NIT juga membantu mendeteksi risiko sistemik, kerentanan, dan kemungkinan penularan dari guncangan ekonomi, serta early warning tools krisis ekonomi.
“Ke depan, penyusunan NIT akan terus dilanjutkan, untuk itu kolaborasi BPS dengan K/L yang sudah berjalan perlu terus dijaga dan ditingkatkan. Kualitas dan kedetailan data NIT juga harus terus ditingkatkan,” kata Margo.