Bisnis.com, JAKARTA - Lion Air Group memberikan respons untuk memperbaiki tingkat ketepatan waktu (On Time Performance/OTP) setelah dua maskapainya memuncaki daftar teratas dalam daftar 10 maskapai terburuk selama 2022.
Corporate Communication Strategic Lion Air Group Danang Mandala memaparkan selama 2020-2022, data statistik rata-rata OTP baik Lion Air maupun Wings Air mulai membaik kendati masih di bawah OTP pada 2019. Untuk Lion Air, tingkat OTP selama periode 2020-220 secara berurutan adalah 74,73 persen, 75,48 persen, dan 76, 10 persen. Dibandingkan dengan pada 2019 yang mencapai 77,90 persen.
Sementara untuk Wings Air justru dalam tren tingkat OTP yang membaik selama periode 2019-2022. Selama kurun waktu tersebut, tingkat OTP secara berurutan adalah 71,88 persen, 71,29 persen, 73,3 persen, dan 77,19 persen.
"Lion Air dan Wings Air terus berusaha memperbaiki, mempertahankan tingkat ketepatan waktu serta mempersiapkan ke level ketepatan waktu operasional terbaik," ujarnya, Senin (14/11/2022).
Danang menjelaskan data OTP tersebut telah diperhitungkan dan dikelola secara bersamaan dan tepat waktu (real time) untuk dianalisis internal serta dilaporkan kepada pihak berwenang (dalam hal ini salah satunya adalah regulator yaitu Kementerian Perhubungan. Penghitungan berdasarkan pergerakan pesawat saat keberangkatan (operator) dan kedatangan (arrival) pada waktu kurang 15 menit dari jadwal yang ditentukan di bandara skala besar dan menengah.
Dalam langkah yang ditentukan untuk memperbaiki tingkat ketepatan waktu, Lion Air dan Wings Air melaksanakan koordinasi dan komunikasi intensif yang mengikuti standar operasional prosedur (SOP) bersama pihak terkait. Faktor-faktor yang mempengaruhi penundaan penerbangan, pembatalan, pengalihan dan pemulihan (recovery) seperti cuaca, teknis serta lainnya selalu dilakukan analisis dan evaluasi (pengkajian operasional).
Baca Juga
Terkait hal tersebut, Lion Air dan Wings Air mengoptimalkan pesawat udara dengan mengelola/ mengatur rotasi (pergerakan pesawat) disesuaikan jarak pada rute, infrastruktur dan peralatan pendukung, konektivitas rute penerbangan melalui berbagai bandara (multi hub) dan lainnya.
Berbagai strategi yang diimplementasikan antara lain menggunakan sistem terstruktur dan berkesinambungan antara perawatan pesawat (maintenance), tim operasional serta keputusan yang cepat (quick action) guna menentukan rotasi baru apabila ada hambatan yang terjadi di lapangan (irregularities) untuk mengurai dampak keterlambatan penerbangan.
Selain itu, Danang juga menegaskan sebagai kategori maskapai berbiaya rendah atau hemat (Low Cost Carrier/LCC), salah satunya tidak menyediakan/memberikan makan dan minuman di pesawat (inflight meals) secara gratis. Saat ini, Lion Group juga telah memberikan layanan hiburan gratis di pesawat (inflight entertainment) sudah tersedia dan dikembangkan secara bertahap.
"Kami juga mengucapkan terima kasih atas saran, kritik/ masukan, berupa data, catatan serta bentuk lainnya dari berbagai pihak sebagai salah satu rekomendasi dalam mendukung perbaikan layanan dan operasional penerbangan.
Sementara itu, pemerhati penerbangan Jaringan Penerbangan Indonesia atau JAPRI menilai Gerry Soejatman menilai rating dari Bounce tersebut tak perlu diambil pusing. Menurutnya, Bounce merupakan perusahaan penyimpanan bagasi, dan tak terlalu dianggap di dunia travelling.
"Kriterianya juga sudah pasti bikin LCC keliatan jelek karena LCC akan score-nya rendah. Yang tinggi cuma Thai Air Asia. FlyDubai bisa jelek setara Lion dan Wings aja saya sudah geleng-geleng kepala," katanya.
Adapun, Lion Air dan Wings Air, memuncaki dua urutan teratas dalam daftar 10 maskapai terburuk di dunia pada 2022. Daftar tersebut mengacu kepada hasil survei dari layanan travel Bounce dalam The 2022 Airline Index.
Berdasarkan beberapa aspek yang disurvei, Lion Air menjadi maskapai penerbangan terburuk di dunia dengan nilai hanya 0,72 dari 10. Aspek utama yang dinilai adalah maskapai asal Indonesia tersebut hanya sanggup mencatat 42,27 persen tingkat kedatangan tepat waktu. Lalu, tingkat pembatalan yang cukup tinggi dari Lion Air menyentuh 34,43 persen. Ini berarti sepertiga dari penerbangan Lion Air dibatalkan selama setahun terakhir.
Tak hanya itu, Lion Air hanya mendapat skor 1 dari 5 untuk makanan dan hiburan yang disediakan. Selanjutnya, 2 dari 5 untuk kenyamanan kursi dan pelayanan yang diberikan oleh staf.
Posisi kedua maskapai terburuk di dunia ditempati oleh Wings Air yang juga termasuk ke dalam Lion Air Group. Wings Air tidak jauh lebih baik dengan catatan 49,78 persen tingkat kedatangan tepat waktu. Sementara, tingkat pembatalan menyentuh 20,63 persen.
Tak jauh beda, Wings Air juga mendapat rating 1/5 untuk makanan dan hiburan yang disediakan dalam pesawat. Lalu, rating 2/5 untuk kenyamanan kursi dan pelayanan yang diberikan staf.