Bisnis.com, BADUNG - Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia menyebut, Indonesia patut bersyukur lantaran di tengah gelapnya kondisi ekonomi global, ekonomi domestik mampu tumbuh 5,72 persen (year-on-year/yoy) pada kuartal III/2022 bahkan menjadi yang terbaik di antara negara G20.
Hal tersebut disampaikan Bahlil pada sambutannya dalam The Introduction to G20 Bali Compendium & The Launch of Sustainable Investment Guidelines, di InterContinental Bali Resort, Jimbaran, Bali pada Senin (14/11/2022).
“Kita bersyukur ekonomi Indonesia di kuartal III/2022 itu tumbuh 5,72 persen, salah satu terbaik di negara-negara G20,” kata Bahlil, Senin (14/11/2022).
Namun demikian, diakui Bahlil, pertumbuhan ekonomi Malaysia dan Vietnam jauh lebih baik dibandingkan Indonesia.
“Di Asia Tenggara kita harus mengakui pertumbuhan ekonomi Malaysia dan Vietnam lebih baik dari kita, tapi dari G20 kita lebih baik dari teman-teman lain,” ujarnya.
Ekonomi yang tumbuh positif tersebut, lanjut Bahlil, didukung oleh naiknya investasi dan ekspor impor. Sedangkan, kontribusi konsumsi turun menjadi 5,1 persen pada kuartal III/2022. Padahal sebelumnya, konsumsi selalu menjadi kontributor utama dalam pertumbuhan ekonomi dalam negeri.
Baca Juga
“Artinya faktor pendorong hulu pertumbuhan ekonomi adalah investasi. Investasi harus dipandang sebagai urat nadi dari sebuah proses pertumbuhan karena di sana akan menciptakan lapangan kerja, kompetitivness dan pendapatan negara,” pungkasnya.
Di sisi lain, Bahlil juga mengapresiasi tingkat inflasi Indonesia yang masih terjaga di bawah 6 persen. Inflasi pada Oktober 2022 tercatat sebesar 5,71 persen (yoy).
Inflasi yang masih terjaga di bawah 6 persen tersebut, jelas Bahlil, tidak lepas dari kerja sama antara otoritas fiskal dan moneter. Sebab menurut dia, penanganan inflasi tidak cukup bila hanya ditangani oleh otoritas moneter dalam hal ini Bank Indonesia (BI).