Bisnis.com, JAKARTA - Tingkat okupansi hotel di Bali meningkat ke angka 75 persen atau lebih tinggi jika dibandingkan bulan-bulan sebelumnya. Peningkatan okupansi hotel didorong oleh penyelenggaraan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 di Nusa Dua, Bali pada 15-16 November 2022.
Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Kabupaten Badung, Rai Suryawijaya, menjelaskan tak hanya hotel di area Nusa Dua yang tingkat okupansinya meningkat. Peningkatan okupansi juga dirasakan oleh hotel di luar wilayah Nusa Dua.
"Di luar yang dipakai G20 [di Nusa Dua], biasanya tamu-tamu yang reguler di luar itu seperti Jimbaran, Seminyak, Sanur, itu sampai 75 persen rata-rata untuk hotel bintang 5, 4, dan 3," kata Rai kepada Bisnis, Senin (14/11/2022).
Jika melihat data terakhir Badan Pusat Stasistik (BPS) Provinsi Bali, tingkat penghunian kamar (TPK) mencapai 46,45 persen mencakup seluruh kelas per September 2022. Artinya, KTT G20 Bali memberikan sumbangsih peningkatan nyaris 20 persen di November.
Namun, Rai melihat tingkat keterisian hotel di Bali tidak akan mencapai 100 persen, karena ada aturan pembatasan penerbangan. Selain itu, kondisi di bulan November biasanya masih belum begitu ramai wisatawan.
"Kita mengharapkan [full booked], tapi kan situasi sekarang penerbangan sekitar 27 pesawat tiap harinya level nya sekitar 12.000 pengunjung jadi belum bisa full, karena november biasa belum full juga, 70-75 persen pun sudah bagus," ujarnya.
Di samping itu, Rai melaporkan sebanyak 24 hotel di kawasan Nusa Dua, Bali, telah terisi penuh alias full booked oleh seluruh delegasi KTT G20.
Dengan adanya perhelatan ini, Rai berharap sektor pariwisata di Bali akan semakin membaik ke depannya. Optimisme tersebut datang dari keyakinan bahwa G20 merupakan momentum besar untuk mempromosikan pariwisata Bali ke kancah internasional.
"Seluruh media tertuju ke acara di Bali, dan G20 ini momentum sangat luar biasa dan blessing untuk Bali dan Indonesia karena ini merupakan promosi gratis ke seluruh dunia," ungkapnya.