Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Declined Rate Blok Rokan 11 Persen, Produksi Minyak Rata-Rata 163 MBOPD

Selama 20 tahun produksi di Blok Rokan mengalami tren penurunan, karena itu PT Pertamina Hulu Rokan (PHR) melakukan berbagai upaya agar decline rate terjaga.
Pekerja PT Pertamina Hulu Rokan (PHR)  mengecek pompa angguk atau pumping unit di Central Gathering Station (CGS) 10 Field Duri, Blok Rokan, Bengkalis, Riau, Rabu (22/12/2021). ANTARA FOTO/Nova Wahyudi
Pekerja PT Pertamina Hulu Rokan (PHR) mengecek pompa angguk atau pumping unit di Central Gathering Station (CGS) 10 Field Duri, Blok Rokan, Bengkalis, Riau, Rabu (22/12/2021). ANTARA FOTO/Nova Wahyudi

Bisnis.com, JAKARTA — Direktur Utama PT Pertamina Hulu Rokan (PHR) Jaffee Arizon Suardin membeberkan tingkat penurunan produksi alamiah atau declined rate pada Blok Rokan berada di angka 11 persen selama dua dekade terakhir.

“Sudah 20 tahun produksi di Blok Rokan mengikuti tren yang menurun setelah dengan berbagai macam usaha itu 11 persen,” kata Jaffee saat rapat dengar pendapat (RDP) dengan Komisi VII DPR RI, Jakarta, Rabu (9/11/2022).

Kendati demikian, Jaffe menegaskan pihaknya berhasil menahan laju penurunan itu lewat peningkatan aktivitas pengeboran selama satu tahun terakhir atau selepas alih kelola dari PT Chevron Pacific Indonesia.

Menurut dia, PHR berhasil menjaga produksi minyak rata-rata di angka 163 MBOPD pada triwulan ketiga 2022 yang terlihat positif untuk menjaga tren penurunan tersebut. Alasannya, produksi Blok Rokan dapat susut ke angka 120 MBOPD apabila tidak dibarengi dengan kegiatan masif pengeboran di wilayah kerja tersebut.

“Kita bisa mencapai Desember 2022 sebanyak 580 sumur, untuk 2022 sendiri jumlah sumur yang di-drill di Rokan itu lebih dari 50 persen dari sumur sumur baru se-Indonesia,” kata dia.

Direktur Utama PT Pertamina Hulu Energi (PHE) Wiko Migantoro membeberkan sejumlah lapangan tua yang saat ini dikelola Pertamina mengalami penurunan produksi alamiah atau declined rate lebih dari 50 persen.

Malahan, Wiko mengatakan, sejumlah lapangan yang mengalami penurunan produksi lebih dari 50 persen itu berasal dari wilayah kerja (WK) andalan Pertamina.

“Secara keseluruhan natural decline rate dari subsurface kita adalah lebih besar dari 50 persen pada mature block dari beberapa key performance,” kata Wiko saat rapat dengar pendapat (RDP) dengan Komisi VII DPR RI, Jakarta, Rabu (9/11/2022).

Sejumlah WK yang tercatat mengalami penurunan produksi signifikan itu di antaranya Rokan, Pertamina EP, PT Pertamina Hulu Energi Offshore Southeast Sumatra (PHE OSES) dan PT Pertamina Hulu Sanga Sanga (PHSS).

Kendati demikian, PHE melaporkan sejumlah lapangan yang berhasil menorehkan produksi melebihi target berasal dari WK Offshore North West Java (1,7 MBOPD), PEP Jatibarang (0,9 MBOPD), PT Pertamina Hulu Mahakam (1,3 MBOPD & 30 MMCFD), JOB Tomori (22 MMCFD) dan Corridor (6 MMCFD).

Sebelumnya, PHE memproyeksikan produksi minyak dan gas bumi (Migas) subholding hulu Pertamina hingga akhir 2022 dapat menyentuh di angka 808 MBOEPD. Torehan itu berasal dari perolehan produksi minyak sebesar 418 MBOPD dan gas di kisaran 2.256 MMCFD.

Prognosa produksi Migas dari subholding hulu Pertamina itu relatif lebih rendah dari target awal yang sempat dipatok optimis pada awal 2022. Saat itu, target produksi Migas ditetapkan sebesar 854 MBOEPD yang berasal dari capaian minyak 446 MBOPD dan gas 2.363 MMCFD.

“Prognosa akhir Desember, produksi Migas PHE akan sebesar 808 ribu barel oil equivalent per day atau tumbuh 9 persen dibandingkan realisasi 2021,” kata dia.

Hingga September 2022, realisasi produksi Migas dari PHE sudah di angka 800 MBOEPD. Torehan produksi itu berasal dari minyak sebesar 418 MBOPD dan gas di angka 2.216 MMCFD.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Kahfi
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper