Bisnis.com, JAKARTA – PT Angkasa Pura I (Persero) atau AP I membidik untuk menambah portofolio pengelolaan bandara yang dimiliki menjadi 18 bandara apabila rencana pengambilalihan investasi Bandara Komodo di Labuan Bajo berjalan mulus.
Direktur Utama AP I Faik Fahmi menilai Bandara Labuan Bajo potensial untuk dikembangkan bersama dengan menggandeng mitra strategis dari luar negeri serta mitra swasta dari domestik lantaran terletak di destinasi wisata super prioritas. Selain itu, dengan dibangunnya bandara tersebut bisa turut mendukung peningkatan jumlah wisatawan dan sekaligus mendongkrak ekonomi dari sektor pariwisata di Labuan Bajo.
AP I saat ini sudah mengajukan surat minat untuk mengelola bandara tersebut dan sedang mengkomunikasikan secara lebih intens dengan Kementerian Perhubungan (Kemenhub). Rencana ini mengemuka lantaran investor bandara tersebut sebelumnya, yakni Konsorsium Cardig Aero Service (CAS) yang beranggotakan PT Cardig Aero Service (CAS), Changi Airports International Pte Ltd (CAI) dan Changi Airports MENA Pre Ltd. tidak melanjutkan rencana pengelolaan bandara tersebut akibat pandemi Covid-19.
AP I memliki target untuk melakukan beautifikasi dan peningkatan kapasitas bandara di Labuan Bajo dan mencari mitra yang tak hanya mampu mendukung finansial tetapi juga ikut mendorong pergerakan bandara.
“Mudah mudahan ya kalau nanti ada tambahan bandara di Labuan Bajo, lalu yang sedang berproses yaitu bandara Kediri, kemudian Bandara Hang Nadim, Batam, total nanti ada 18 bandara yang kami kelola,” ujarnya, Senin (7/11/2022).
Saat ini, AP I juga tengah memproses pengelolaan bandara Hang Nadim di Batam bersama dengan pengelola bandara Incheon dan juga memfinaliasi pembangunan bandara Dhoho di Kediri bersama mitra dari PT Gudang Garam Tbk. (GGRM). Bandara di Kediri tersebut direncanakan rampung pada 2023.
Baca Juga
Kemenhub meminta AP I bisa berinvestasi bersama dengan PT Astra Infrastruktur untuk mengelola sebanyak 3 bandara di dalam negeri. Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi menjelaskan pemerintah tengah berinisiatif melakukan langkah jemput bola kepada para investor untuk memberikan kemudahan dalam pembiayaan kreatif, seperti dalam skema Kerja Sama Pemerintah Badan Usaha (KPBU).
Apalagi anggaran pemerintah di sektor perhubungan juga sudah dipangkas dari semula Rp50 triliun menjadi sekitar Rp30 triliun. Selanjutnya, dalam KPBU ini, dia mengarahkan agar AP I dan Astra agar bisa mengajak pemain global untuk mengembangkan kemampuan bandara dengan optimal sekaligus meminimalkan belanja modal yang harus dikeluarkan.
Menteri yang akrab disapa BKS ini mengatakan telah merencanakan sejumlah bandara yang dapat dikerjasamakan tersebut, yakni Labuan Bajo, di Kendari, Palu atau Samarinda.
"Kenapa AP I? Karena AP I sebagai pemegang izin Badan Usaha Bandar Udara atau BUBU boleh join dengan asing tapi mayoritas kepemilikan AP I, sehingga AP I nggak mungkin menjual BUBU dengan nilai investasi," jelasnya.