Bisnis.com, JAKARTA - Ekonom Bank Mandiri Faisal Rachman memperkirakan, pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) pada 2022 berpotensi tumbuh sebesar 5,17 persen (year-on-year/yoy), meningkat dari tahun sebelumnya yang tercatat sebesar 3,69 persen.
Faisal melihat konsumsi rumah tangga yang menjadi motor penggerak perekonomian Indonesia menguat, seiring dengan pulihnya permintaan dan mobilitas masyarakat berkat keberhasilan program vaksinasi Covid-19 yang berujung pada pelonggaran PPKM.
Apalagi, harga komoditas yang tinggi telah memberikan nilai tambah bagi perekonomian, terutama di sektor eksternal dan APBN.
“Dengan permintaan domestik yang sehat, pertumbuhan ekspor yang kuat, kondisi fiskal yang hati-hati, dan manajemen Covid-19 yang solid, kami mempertahankan perkiraan kami bahwa ekonomi Indonesia berpotensi tumbuh sebesar 5,17 persen pada 2022,” kata Faisal dalam keterangan tertulis, Senin (7/11/2022).
Tingkat inflasi yang masih berada di atas batas atas Bank Indonesia (BI) di tengah penyesuaian harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi pada awal September lalu dapat berdampak terhadap penurunan daya beli rumah tangga pada bulan-bulan berikutnya hingga tingkat tertentu.
Kendati demikian, kata Faisal, pemerintah terbukti berhasil menurunkan inflasi pangan sehingga mampu mengurangi tekanan inflasi terhadap konsumsi secara menyeluruh.
Baca Juga
Selain itu, kinerja ekspor komoditas utama yang tinggi juga mampu terus menghasilkan pendapatan ekspor dan pendapatan fiskal yang tidak terduga. Ini, memungkinkan pemerintah untuk mempertahankan bantuan sosial (bansos) dan transfer tunai, sembari tetap mengurangi defisit anggaran menuju konsolidasi fiskal pada 2023.
Untuk tahun depan, Bank Mandiri melihat pertumbuhan ekonomi Indonesia turun tipis menjadi 5,04 persen pada 2023.