Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ekonom Ramal Ekonomi Indonesia Tumbuh di Atas 5 Persen pada Kuartal IV/2022

Pertumbuhan ekonomi pada kuartal IV/2022 diprediksi masih tetap di atas 5 persen dengan estimasi tahunan di kisaran 5,3-5,4 persen.
Suasana deretan gedung bertingkat dan perumahan padat penduduk di Jakarta, Senin (4/7/2022). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Suasana deretan gedung bertingkat dan perumahan padat penduduk di Jakarta, Senin (4/7/2022). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA - Sejumlah ekonom meramal pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal IV/2022 masih tumbuh positif di atas 5 persen secara tahunan.

Direktur Segara Institute Piter Abdullah Redjalam menyampaikan, pertumbuhan ekonomi yang positif tersebut bakal terus berlanjut meskipun mengalami perlambatan pada kuartal IV/2022.

“Kuartal IV saya prediksikan tumbuh 5,3-5,4 persen,” kata Piter kepada Bisnis, Senin (7/11/2022).

Senada, Ekonom Makroekonomi dan Pasar Keuangan LPEM FEB UI Teuku Riefky mengatakan, pertumbuhan ekonomi pada kuartal IV/2022 diprediksi masih tetap di atas 5 persen dengan estimasi tahunan di kisaran 5,3-5,4 persen.

Adapun menurut dia, pemerintah perlu mengantisipasi dampak ketidakpastian global yakni dengan mengendalikan inflasi dalam negeri dan nilai tukar, serta penguatan jaring pengaman sosial untuk masyarakat miskin dan renta.

Proyeksi berbeda datang dari Direktur sekaligus Ekonom Celios Bhima Yudhistira. Bhima menilai, pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal IV/2022 berada di level 4,7 persen secara tahunan dan kembali melambat pada kuartal I/2023 sebesar 4,3 persen.

Sebagaimana diketahui, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat ekonomi Indonesia tumbuh 5,72 persen (year-on-year/yoy) pada kuartal III/2022.

Bhima menuturkan, pertumbuhan ekonomi kuartal III/2022 yang melebihi ekspektasi tersebut terjadi lantaran low base effect atau basis yang rendah.  Adapun pada kuartal III/2021, terjadi gelombang kasus Covid-19 yang mencapai 26.000 kasus, disusul dengan pembatasan kegiatan masyarakat yang ketat. Sedangkan saat ini, mobilitas masyarakat lebih longgar sehingga kegiatan ekonomi dapat kembali berjalan. Ditambah lagi, komoditas yang turut menyumbang net ekspor.

Namun demikian, Bhima memperingatkan agar pemerintah tak lengah.

“Masalahnya indikator yang terkesan positif bisa berbalik arah di kuartal berikutnya dengan kenaikan tingkat inflasi, suku bunga pinjaman, tekanan biaya produksi manufaktur, dan pelemahan kurs Rupiah. Kondisi akan jauh berbeda, pemerintah tidak bisa lengah,” pungkasnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper