Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ekonomi Tumbuh 5,72 Persen, Segara Institute: Bakal Lanjut di Kuartal IV/2022

Pertumbuhan ekonomi kuartal III/2022 yang didukung oleh naiknya konsumsi, investasi, dan ekspor diperkirakan bakal berlanjut hingga akhir tahun.
Suasana deretan gedung bertingkat dan perumahan padat penduduk di Jakarta, Senin (4/7/2022). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Suasana deretan gedung bertingkat dan perumahan padat penduduk di Jakarta, Senin (4/7/2022). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA - Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan pertumbuhan ekonomi Indonesia mencapai 5,72 persen (year-on-year/yoy) pada kuartal III/2022 atau tumbuh 1,81 persen secara kuartalan. Ekonom Segara Institute memperkirakan, kondisi ini akan terus berlanjut pada kuartal IV/2022.

Direktur Segara Institute Piter Abdullah Redjalam menyampaikan, pencapaian pada kuartal III/2022 didukung oleh konsumsi yang meningkat karena pulihnya mobilitas masyarakat, investasi yang tumbuh mengikuti konsumsi, ekspor yang terus tumbuh, dan surplus neraca dagang Indonesia yang cukup besar selama kuartal III/2022.

“Kondisi ini saya perkirakan akan berlanjut pada kuartal IV/2022 sehingga secara keseluruhan tahun 2022 pertumbuhan ekonomi bisa di atas 5,5 persen,” kata Piter kepada Bisnis, Senin (7/11/2022).

Pertumbuhan ekonomi yang tinggi pada kuartal ini, lanjut Piter, memberikan optimisme di tengah kondisi global yang mengalami stagflasi. Maka dari itu, dia meminta kepada pemerintah untuk tidak menakut-nakuti dengan berita krisis global.

Menurut dia, Indonesia harus tetap optimistis bahwa perekonomian nasional tak akan resesi dan mampu tumbuh lebih baik.

“Waspada terhadap krisis global harus, tetapi pesimis apalagi panik, jangan,” ujarnya.

Adapun pada kuartal IV/2022 dia memperkirakan ekonomi Indonesia tumbuh 5,3-5,4 persen. Perlambatan pertumbuhan, jelas Piter, disebabkan oleh dua faktor.

Pertama, faktor teknis perhitungan di mana pertumbuhan ekonomi pada kuartal IV/2022 yang lebih besar dibandingkan kuartal III/2021. Kedua, euforia masyarakat karena pulihnya mobilitas sudah mereda sehingga konsumsi sudah mulai terdampak negatif oleh kenaikan harga dan ekspektasi menurunnya ekonomi pada 2023 mendatang.

Sementara itu, pada kuartal I/2023 dia memproyeksi pertumbuhan ekonomi akan kembali melambat pada kisaran 5,1-5,2 persen.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper