Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Shell Akuisisi Perusahaan Daur Ulang Limbah Minyak EcoOils

Shell Eastern Petroleum (Pte) Ltd. mengakuisisi anak perusahaan EcoOils di Malaysia dan 90 persen anak usahanya di Indonesia.
Karyawan menggunaan helm berlogo Shell di fasilitas pencampuran pelumas di Rusia (7/2/2018). Bloomberg/Andrey Rudakov. Shell Akuisisi Perusahaan Daur Ulang Limbah Minyak EcoOils
Karyawan menggunaan helm berlogo Shell di fasilitas pencampuran pelumas di Rusia (7/2/2018). Bloomberg/Andrey Rudakov. Shell Akuisisi Perusahaan Daur Ulang Limbah Minyak EcoOils

Bisnis.com, JAKARTA — Shell Eastern Petroleum (Pte) Ltd, anak usaha yang sepenuhnya dimiliki Shell plc (Shell), mengumumkan telah mengakuisisi perusahaan daur ulang limbah minyak, EcoOils Limited (EcoOils).

Akuisisi ini menjadi bagian dari komitmen Shell untuk meningkatkan produksi bahan bakar rendah karbon berkelanjutan untuk transportasi termasuk bahan bakar penerbangan.

Dalam keterangan resminya, Shell menerangkan akuisisi itu akan mencakup 100 persen anak perusahaan EcoOils di Malaysia dan 90 persen anak usahanya di Indonesia.

“Untuk terus memasok pelanggan dengan produk energi yang mereka butuhkan di masa depan, Shell berinvestasi dan memproduksi bahan bakar rendah karbon yang berkelanjutan untuk transportasi,” kata Senior Vice President Shell for Low Carbon Fuels Sinead Lynch seperti dikutip dari keterangan resmi, Rabu (2/10/2022).

Seperti diketahui, EcoOils menggunakan teknologi daur ulang untuk mengurangi limbah yang masuk ke tempat pembuangan akhir dan menghasilkan minyak bumi pemutihan bekas, bahan baku biofuel yang diakui secara internasional untuk memproduksi bahan bakar rendah karbon yang berkelanjutan.

“Akuisisi ini memberikan akses aman ke bahan baku canggih yang diakui yang dapat digunakan di fasilitas bahan bakar nabati Shell untuk memenuhi tujuan itu,” kata Sinead.

Selain itu, dia menambahkan, akuisisi itu akan meneguhkan komitmen bisnis Shell pada solusi energi rendah karbon kepada masyarakat.

“Kami berusaha untuk memberikan lebih banyak solusi energi rendah karbon kepada pelanggan kami sebagai bagian dari perjalanan dekarbonisasi mereka,” kata dia.

Bahan bakar rendah karbon akan membantu memenuhi permintaan solusi dekarbonisasi yang terus meningkat dari pelanggan di sektor transportasi, termasuk sektor yang sulit didekarbonisasi seperti penerbangan.

Bahan bakar penerbangan berkelanjutan saat ini menyumbang sekitar 0,1 persen dari bahan bakar penerbangan global. Pada tahun 2030 Shell bertujuan untuk memiliki setidaknya 10 persen dari penjualan bahan bakar penerbangan globalnya sebagai bahan bakar penerbangan yang berkelanjutan.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper