Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Serikat Petani: Produksi Padi Tahun Ini Susut, Ini Penyebabnya

Serikat Petani Indonesia menyebut produksi padi pada tahun ini menurun dibandingkan dengan pada 2020 dan 2021.
Petani beraktivitas di lahan persawahan di kawasan Teluk Naga, Kabupaten Tangerang, Banten, Senin (17/1/2022). Bisnis/Fanny Kusumawardhani
Petani beraktivitas di lahan persawahan di kawasan Teluk Naga, Kabupaten Tangerang, Banten, Senin (17/1/2022). Bisnis/Fanny Kusumawardhani

Bisnis.com, JAKARTA – Serikat Petani Indonesia (SPI) menyebut produksi padi pada tahun ini menyusut bila dibandingkan dengan 2020 dan 2021. Padahal, Badan Pusat Statistik (BPS) memproyeksi sepanjang 2022 luas lahan tersebut justru bertambah.

Dari sisi petani, Ketua Umum SPI Henry Saragih menyampaikan puncak produksi padi yang nantinya dikonversi menjadi beras pada 2022 menurun akibat iklim, hama, hingga kurangnya pupuk. Akibatnya, produksi padi di 2022 pun, disebut Henry, ikut menurun.

“Puncak produksi padi itu di 2020 dan 2021, pada 2022 ini malah menurun penyebabnya gangguan hama dan penyakit, banjir, kurangnya distribusi pupuk,” katanya, Senin (17/10/2022).

Henry memaparkan pada awal 2022 harga padi cenderung menurun tidak ada peningkatan, sehingga banyak petani yang beralih tanaman palawija jagung yang pada saat itu harganya tinggi.

Dampaknya pun harga jagung sempat jatuh ke angka Rp4.000 per kilogram (kg) dari sebelumnya di harga Rp5.500/kg.

“Kebalikannya sekarang harga gabah melambung tinggi Rp5.500 karena stok di lahan memang sedikit,” lanjutnya.

Berdasarkan data di Sistem Pemantauan Pasar dan Kebutuhan Pokok (SP2KP) Kementerian Perdagangan, dalam empat bulan terakhir harga beras menjadi perhatian karena mengalami peningkatan.

Sejak Juni hingga hari ini, harga beras medium secara rata-rata nasional telah naik 4,81 persen atau setara Rp500 dari Rp10.400 menjadi Rp10.900/kg. Adapun harga beras premium naik 2,40 persen yang setara dengan Rp300, dari Rp12.500 menjadi Rp12.800 per kg. Alhasil komoditas beras memberikan andil inflasi pada September 2022 sebesar 0,04 persen.

Diberitakan sebelumnya, BPS memperkirakan luas lahan panen padi pada 2022 akan bertambah sebesar 0,19 juta hektare (ha) menjadi 10,61 juta ha atau naik 1,87 persen jika dibandingkan dengan luasan lahan pada 2021 yang mencapai 10,41 juta ton hektare.

Sejalan dengan luas panen yang diperkirakan akan meningkat hingga akhir 2022 nanti, BPS melaporkan, produksi GKG sepanjang 2022 diperkirakan mencapai 55,67 juta ton atau naik sebesar 2,31 persen yang setara dengan 1,25 juta ton dibandingkan 2021.

Dengan demikian, BPS memperkirakan produksi beras pada 2022 untuk konsumsi pangan penduduk sebesar 32,07 juta ton atau naik sebesar 2,29 persen setara dengan 718.030 ton dibanding 2021.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper