Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Neraca Dagang Kembali Surplus, BI: Kontribusi Positif Bagi Perekonomian Indonesia

Neraca dagang Indonesia kembali mencatat surplus sebesar US$4,99 miliar pada September 2022.
Suasana Terminal 3 Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Selasa (12/1/2021). ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja
Suasana Terminal 3 Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Selasa (12/1/2021). ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja

Bisnis.com, JAKARTA - Bank Indonesia (BI) menilai, neraca dagang yang kembali mencatatkan surplus pada September 2022 telah berkontribusi positif dalam menjaga ketahanan eksternal perekonomian Indonesia.

Direktur Departemen Komunikasi BI Junanto Herdiawan mengutip data Badan Pusat Statistik (BPS) menyampaikan, neraca dagang Indonesia kembali mencatat surplus sebesar US$4,99 miliar pada September 2022, meski lebih rendah dibandingkan bulan sebelumnya yang tercatat sebesar US$5,71 miliar.

“Neraca perdagangan Indonesia pada Januari-September 2022 secara keseluruhan mencatat surplus US$39,87 miliar, jauh lebih tinggi dibandingkan dengan capaian pada periode yang sama tahun 2021 sebesar US$25,10 miliar,” kata Junanto dalam keterangan resmi, Senin (17/10/2022).

Adapun surplus neraca dagang pada bulan ini berasal dari surplus neraca perdagangan nonmigas di tengah defisit neraca perdagangan migas yang sedikit meningkat.

Surplus neraca perdagangan nonmigas tercatat sebesar US$7,09 miliar pada September 2022, atau lebih rendah dibandingkan surplus pada Agustus 2022 sebesar US$7,73 miliar.

Junanto menuturkan, perkembangan tersebut disebabkan oleh kinerja ekspor nonmigas sebesar US$23,48 miliar pada September 2022, lebih rendah dibandingkan dengan bulan sebelumnya sebesar US$26,18 miliar.

“Tetap kuatnya kinerja ekspor nonmigas terutama bersumber dari ekspor komoditas berbasis sumber daya alam, seperti bahan bakar mineral termasuk batubara, serta CPO yang didukung oleh penguatan kebijakan Pemerintah, termasuk perpanjangan pembebasan pungutan ekspor CPO dan harga komoditas global yang masih tinggi,” ujarnya.

Selain itu, ekspor produk manufaktur, seperti kendaraan dan bagiannya tercatat meningkat.

Kemudian jika ditinjau dari negara tujuan, ekspor nonmigas ke Tiongkok, Amerika Serikat, dan India masih tetap kuat dan menjadi kontributor utama terhadap total ekspor Indonesia.

Impor nonmigas juga tetap kuat pada seluruh komponen. Ini sejalan dengan masih terus berlanjutnya perbaikan ekonomi domestik.

Sementara itu, defisit neraca perdagangan migas tercatat sedikit meningkat dari US$2,01 miliar pada Agustus 2022 menjadi US$2,1 miliar pada September 2022, seiring dengan penurunan ekspor migas yang lebih tinggi dari impor migas.

“Ke depan, Bank Indonesia terus memperkuat sinergi kebijakan dengan Pemerintah dan otoritas kebijakan terkait untuk meningkatkan ketahanan eksternal serta mendukung pemulihan ekonomi nasional,” pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper