Bisnis.com, JAKARTA - Ketua Komite Analis Kebijakan Ekonomi Apindo Ajib Hamdani memprediksi neraca dagang pada Oktober 2022 cenderung masih melandai.
“Proyeksi Oktober, cenderung tetap masih melandai,” kata Ajib kepada Bisnis, Senin (17/10/2022).
Neraca dagang yang cenderung masih melandai tersebut kata dia, sebagai dampak dari nilai Rupiah yang belum stabil, gejolak ekonomi global, dan orientasi kebijakan pemerintah yang harus memperkuat ekonomi dalam negeri dengan transformasi ekonominya.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat angka neraca perdagangan Indonesia mengalami surplus sebesar US$4,99 miliar pada September 2022 atau lebih rendah dari bulan sebelumnya yang tercatat sebesar US$5,76 miliar.
Ajib menyampaikan, neraca dagang pada September 2022 yang mengalami penurunan tersebut terjadi lantaran kondisi ekonomi global yang tengah bergejolak.
“Sehingga tingkat permintaan juga mengalami penyesuaian, baik untuk volume ekspor maupun impornya,” ujarnya.
Baca Juga
Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Setianto sebelumnya mengatakan, realisasi tersebut merupakan surplus neraca dagang beruntun selama 29 bulan berturut-turut sejak Mei 2020.
“Pada September 2022, neraca perdagangan barang masih mencatatkan surplus sebesar US$4,99 miliar. Neraca perdagangan barang membukukan surplus 29 bulan berturut-turut sejak Mei 2020,” ujar Setianto, Senin (17/10/2022).
Adapun nilai ekspor pada September 2022 mencapai US$24,8 miliar (month-to-month/mtm) atau turun 10,99 persen dibanding ekspor Agustus 2022.
Sementara, nilai impor pada September 2022 tercatat mencapai US$19,81 miliar. Realisasi itu turun 10,58 persen dibanding bulan sebelumnya.