Bisnis.com, JAKARTA - Presiden China Xi Jinping mengisyaratkan tidak ada perubahan arah kebijakan terhadap dua risiko utama yang menyeret turun perekonomian China, yaitu aturan ketat Covid-19 dan kebijakan pasar properti.
Dilansir dari Bloomberg pada Senin (17/10/2022), dalam pidatonya pada pembukaan kongres ke-20 Partai Komunis China di Beijing, Xi justru memuji Covid Zero, yakni pendekatan tanpa toleransi untuk menahan penyebaran Covid-19, meskipun dia tidak menyinggung soal Covid dalam penjabaran rencana jangka panjang.
Sementara itu, pasar properti China mengalami kemerosotan berkepanjangan karena kebijakan yang ditujukan untuk membatasi risiko utang dan keuangan. Xi juga tidak mengubah arah kebijakannya di sektor ini.
Kedua faktor tersebut telah menjadi hambatan utama terhadap pertumbuhan ekonomi China. Berdasarkan survei terhadap ekonom, pertumbuhan ekonomi China diperkirakan hanya 3,3 persen tahun ini, laju terlemah kedua dalam lebih dari empat dekade terakhir.
Data produk domestik bruto (PDB) kuartal III/2022 yang akan dirilis pada hari Selasa kemungkinan menunjukkan pemulihan masih akan diredam dari pertumbuhan yang hampir stagnan pada kuartal kedua.
Kepala ekonom China di Macquarie Group Ltd Larry Hu menilai laporan Xi sama sekali bukan perubahan tajam dari sikap kebijakan sebelumnya.
Baca Juga
"Kongres partai adalah tentang target dan strategi jangka panjang, bukan tentang penyesuaian kebijakan jangka pendek.” katanya.
Selain itu, Direktur bank investasi Chanson & Co. Shen Meng mengatakan dalam jangka pendek, kurangnya arahan tentang kebijakan Zero Covid akan menyeret sentimen pasar.
Kebijakan agresif pemerintah untuk membatasi pergerakan setiap kali kasus infeksi Covid-19 muncul telah menyebabkan melonjaknya pengangguran di kalangan pencari kerja muda dan kemerosotan dalam kepercayaan bisnis dan konsumen.
Meskipun Xi tidak memberikan perincian baru yang penting mengenai risiko tersebut, dia masih menegaskan bahwa pembangunan ekonomi tetap menjadi prioritas utama Partai Komunis China. Hal ini menjadi indikasi pemerintah akan terus memprioritaskan pertumbuhan PDB.
Beberapa analis memperkirakan Xi akan berpegang teguh pada slogan itu, dan memperkirakan dia akan memberikan kepentingan yang lebih kuat untuk keamanan nasional. Xi menyebutkan dua kali perlunya menyeimbangkan keamanan dan pembangunan dalam pidatonya.
Kepala ekonom China dan Asia Utara di Standard Chartered Plc Ding Shuang mengatakan penting bahwa Xi menegaskan kembali pembangunan adalah prioritas pertama bagi China.
“Ini menekankan pentingnya pembangunan, karena orang-orang rahu mengenai hal tersebut,” jelasnya.
Xi juga mengatakan China menargetkan PDB per kapita tumbuh setara dengan level negara berkembang menengah pada tahun 2035, seperti Republik Ceko dan Slovakia.
Tidak ada referensi langsung ke kebijakan baru, Xi juga tidak secara eksplisit membahas masalah ekonomi yang mendesak seperti tekanan yang sedang berlangsung pada keuangan pemerintah daerah.