Bisnis.com, JAKARTA - Resesi adalah dimana kondisi ekonomi negara sedang memburuk. Hal itu terlihat dari Produk Domestik Bruto (PDB) negative, pengangguran meningkat, hingga pertumbuhan ekonomi riil bernilai negatif selama dua kuartal berturut-turut.
Resesi terjadi saat aktivitas ekonomi mengalami penurunan yang signifikan dalam waktu stagnan dan lama, mulai dari berbulan-bulan hingga bertahun-tahun. Keadaan it uterus menimbulkan dampak dalam kehidupan masyarakat.
Pada umumnya, resesi terjadi saat ekonomi disuatu negara tumbuh negatif pada dua kuartal beruntun. Seperti yang diketahui, pada tahun 2020 lalu dunia mengalami resesi akibat terjadinya pandemic Covid-19. Sehingga menyebabkan berkurangnya beberapa lapangan pekerjaan serta tidak sedikit pegawai yang dirumahkan.
Berikut ini beberapa hal tentang resesi yang sudah dilansir dari berbagai sumber:
1. Guncangan Ekonomi
Adanya guncangan ekonomi yang mendadak, seperti saat dunia dilanda pandemic Covid-19 adalah salah satu penyebab dari resesi ekonomi. Hal ini ditandai dengan lemahnya daya beli masyarakat akibat kesulitan finansial.
2. Perkembangan Teknologi
Resesi tidak hanya disebabkan oleh faktor ekonomi saja, tapi juga berkaitan dengan berkembangnya teknologi. adanya revolusi industri membuat Artificial Intelligence (Al) dan juga robot akan menggantikan banyak dari pekerjaan manusia. Jika hal ini terjadi, maka akan banyak pekerja yang berpotensi dirumahkan dan menjadi pengangguran sehingga resesi tidak dapat dihindarkan.
3. Inflasi
Pada tahun 2020 lalu dunia telah mengalami resesi akibat Covid-19, sekarang resesi ekonomi dapat terjadi karena tingginya angka inflasi akibat harga sejumlah komoditas energi yang melambung.
4. Deflasi
Tidak hanya karena adanya inflasi, deflasi juga bisa menyebabkan resesi ekonomi. Deflasi ini ditandai dengan menurunnya harga barang ataupun jasa. Jika dilihat sekilas deflasi dapat meningkatkan daya beli masyarakat, akan tetapi jika terjadi secara berlebih maka akan merugikan penyedia jasa dan barang.
5. Tingginya suku bunga
Inflasi yang melambung tinggi menyebabkan bank sentral menaikkan suku bunganya. Permasalahannya, dua hal tersebut dapat diperparah dengan daya beli yang mulai menurun dan dapat menjadi pemantik terjadinya resesi ekonomi.
Ciri-Ciri Resesi Ekonomi
1. Pertumbuhan ekonomi yang negatif
Resesi ekonomi dapat terjadi Ketika pertumbuhan ekonomi di suatu negara berlangsung secara negatif hingga pada angka dua kuartal berturut-turut. Kondisi ini umumnya terjadi karena dipengaruhi oleh ketidakstabilan dari investasi, pendapatan nasional, konsumsi, pengeluaran, hingga ekspor-impor. Jika hal tersebut terjadi terus-menerus dalam jangka waktu yang lama, maka resesi akan sulit untuk dihindari.
2. Produksi dan konsumsi yang tidak seimbang
Jika kegiatan produksi berlebih, maka stok sebuah barang akan terus menumpuk. Sementara itu, jumlah konsumsi yang lebih banyak dengan produksi akan berpotensi mendorong impor yang besar-besaran. Kondisi produksi dan konsumsi yang tidak seimbang, maka dapat menyebabkan pengeluaran melambung tinggi dan laba perusahaan di dalam negeri semakin menipis.
3. Menurunnya lapangan kerja
Menurunnya lapangan pekerjaan membuat meningkatnya angka pengangguran dan menunjukkan lemahnya pertumbuhan ekonomi dari suatu negara. Jika hal ini terjadi, maka akan menyebabkan tingkat kriminalitas yang tinggi. Karena semakin banyak perbuatan kriminal negara, maka dapat membuat investor kehilangan kepercayaan untuk menanamkan modal dan pada akhirnya suatu negara berpeluang untuk jatuh ke jurang resesi.
Dampak Resesi Ekonomi
1. Dampak untuk perusahaan
Bisnis berpotensi bangkrut saat terjadi resesi. Ketika terjadi resesi, daya beli masyarakat menurun dan pendapatan perusahaan akan semakin kecil. Kondisi ini yang akan mengancam kelancaran arus kas.
Perang harga lantas menjadi opsi perusahaan agar terhindar dari kebangkrutan. Namun, Langkah ini membuat keuntungan akan menurun dan harus ditambal dengan melakukan efisiensi.
2. Dampak untuk pemerintah
Resesi membuat pendapatan negara dari pajak dan non pajak menjadi lebih rendah. Ini karena penghasilan masyarakat menurun hingga harga properti yang anjlok dan akhirnya memicu rendahnya jumlah PPN ke kas negara.
Ketika pendapatan negara sedang merosot, pemerintah tetap dituntut membuka lapangan kerja yang sebanyak-banyaknya karena jumlah pengangguran yang meningkat. Akibatnya, pinjaman ke bank asing akan meningkat juga.
3. Dampak ke pekerja
Menutup area bisnis yang kurang menguntungkan dan memotong biaya operasional berarti melakukan PHK kepada banyak pekerja. Jika banyak terjadi PHK,berarti pengangguran semakin meningkat. Padahal, mereka dituntut untuk terus memenuhi kebutuhan hidup di tengah resesi ekonomi.
Itulah beberapa penjelasan mengenai resesi agar kamu siap menghadapi resesi 2023.