Bisnis.com, JAKARTA - Dewan Pemakai Jasa Angkutan Laut Indonesia (Depalindo) mendukung manifesto Aliansi Pengirim Global atau Global Shippers' Alliance (GSA) untuk mendorong adanya tingkat layanan minimum dalam layanan angkutan kontainer laut.
Ketua Umum Depalindo Toto Dirgantoro mengatakan bahwa para pengguna jasa angkutan pelayaran di Indonesia juga ikut untuk memerjuangkan pelayanan yang lebih baik.
Misalnya, kesepakatan kontrak yang lebih adil antara shipper dan carrier, jadwal pelayaran yang lebih dapat diandalkan, dan ketentuan mengenai biaya surcharge.
Kehadiran Indonesia dalam Global Shippers' Alliance (GSA) dan Asian Shippers' Alliance (ASA) Annual Meeting 2022 selama 10-12 Oktober di Bangkok, kata Toto, penting untuk bisa menyuarakan aspirasi pengguna jasa terlebih setelah dua tahun pandemi Covid-19.
"Waktu pandemi itu ocean freight naik sampai 1.000 persen. Ada shortage [kontainer] juga. Nah, ini yang menjadi perjuangan kami," jelasnya, Kamis (13/10/2022).
Toto mengatakan Indonesia tergabung di dalam ASA. Dia mengatakan kepentingan-kepentingan sejumlah pengguna jasa di Indonesia ikut disuarakan, begitu pula dari shipper asal Amerika Serikat (AS) dan Eropa yang notabene merupakan importir dari produk-produk Indonesia.
Baca Juga
"Kebetulan di Indonesia itu sebagian besar kargo FOB [freight on board]. Grup pasar tradisional kita itu Amerika dan Eropa. Mereka juga kena dampak sehingga mereka sampaikan keluhan [di forum]," terangnya.
Selain itu, Depalindo termasuk Gabungan Perusahaan Eksportir Indonesia (GPEI) yang menjadi peserta pertemuan itu ikut membahas soal tarif surcharge dan berbagai pungutan lain yang ditarik oleh perusahaan pelayaran.
Nantinya, manifesto yang menjadi hasil kesepakatan pertemuan GSA dan ASA itu akan disampaikan kepada perusahaan pelayaran dan juga pemerintah masing-masing negara.