Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Depalindo Ingin Standardisasi Layanan Kontainer, Dukung Manifesto GSA

Depalindo mendukung manifesto Global Shippers Alliance (GSA) untuk mendorong standardisasi layanan kontainer laut.
Aktivitas bongkar muat peti kemas di pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Rabu (22/6/2022). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Aktivitas bongkar muat peti kemas di pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Rabu (22/6/2022). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Adapun, terdapat delapan poin manifesto yang dihasilkan dari pertemuan tahunan GSA dan ASA 2022, yaitu:

1. Persyaratan kontrak antara shipper (pengguna jasa/pemilik barang) dan carrier (pengangkut) harus adil dan seimbang serta dihormati oleh kedua belah pihak;

2. Jadwal pelayaran yang andal merupakan esensi dari angkutan laut peti kemas. Berbagi data tentang perkiraan kapasitas pengangkut dan permintaan pengirim secara transparan harus diterapkan;

3. Segala bentuk penyimpangan dalam layanan pelyaran harus dilaporkan secara akurat dan cepat kepada shipper;

4. Konsekuensi kepada carrier atas ketidakhadiran shipper, konsekuensi kepada shipper atas roll-over oleh carrier, di luar toleransi yang disepakati, harus dipertimbangkan dan dikompensasikan secara proporsional;

5. Pengenaan surcharge (biaya tambahan) oleh operator harus dibatasi untuk kejadian eksternal sementara yang tidak terduga dan berada luar kendali operator. Duplikasi tagihan biaya tambahan oleh operator harus dilarang, yakni penagihan biaya pengirim baik yang sudah termasuk dalam tarif atau juga yang ditagih ke pihak ketiga;

6. Detention and demurrage harus dibuktikan dengan tepat oleh pengangkut dan khususnya tidak boleh diterapkan ketika berlayar di luar jadwal melebihi waktu tunda yang wajar;

7. Kualitas peti kemas kosong yang dikirim oleh pengangkut harus memenuhi standar dan memenuhi persyaratan shipper;

8. Informasi jejak karbon yang dapat dipercaya dan dokumentasi digital menurut standar DCSA harus disediakan sejauh dapat dicapai oleh operator.

Untuk diketahui, manifesto tersebut ditujukan sebagai benchmark dalam menilai layanan yang ditawarkan dan dilaksanakan oleh perusahaan angkutan laut. Manifesto juga dilatarbelakangi oleh krisi rantai pasok global yang sudah berlangsung cukup lama.

Sejumlah hal menjadi sorotan seperti disrupsi rantai pasok serta sejumlah regulasi yang membiarkan adanya kecenderungan monopoli di pasar. Beberapa hal tersebut sangat menyulitkan pengguna jasa atau pemilik barang, khususnya usaha yang berukuran kecil hingga menengah. 

Halaman
  1. 1
  2. 2

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Dany Saputra
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper